27 Mei 2012

DRAFT NILAI SEMENTARA PAUD & AKUNTANSI (UPDATE)

Setelah sabar menunggu, akhirnya saya putuskan yang masih terlambat memenuhi berbagai tugas silakan menyusul. Ketentuan menyusul:

  1. Isian soal di buku Filsafat Ilmu (kertas kuning) . - - Kelas PAUD Pemkot A 2009, AKT B dan BB 2009
  2. Tugas makalah yang dikirim via email, - - Kelas PAUD Pemkot A 2009, FE AKT B dan BB 2009
  3. Tugas makalah dan daftar pertanyaan, - - Kelas PAUD A dan B 2009
bagi yang belum ada nilainya, dikumpulkan PRINT-OUT dan keterangan yang diperlukan (misalnya laporan terkirim jika sudah mengirim namun gagal), dengan menemui saya langsung di hari senin, 4 Juni 2012, jam 11 WIB di IKOR-FIK. Tidak melayani kiriman email lagi mulai tanggal 1 Juni 2012.

Silakan donlot draft nilai sementara (UPDATE 1 Juni 2012) dengan klik di sini.

Keterangan:

  • Draft DPNA yang anda unduh di atas, masih bisa berubah (misalnya nilai partisipasi yang kosong), dan langsung saya gabungkan dengan nilai hasil UAS sebagai nilai FINAL paling lambat Minggu, 10 Juni 2012.
  • Nilai partisipasi dominan didapat dari keaktifan di kelas, terutama saat diskusi kelompok
  • nilai tugas dan UTS, ditentukan dari bobot isian materi maupun referensi serta format makalah.


Hal-hal lainnya bisa menghubungi via inbox facebook di http://www.facebook.com/madpram dengan menyebutkan nama kelas, nama lengkap, dan NIM (tanpa itu, tidak saya balas). JANGAN SMS..!

Catatan: tugas via forum diskusi di elearning, langsung saya gabungkan dengan nilai hasil UAS sebagai nilai FINAL...
Baca Selengkapnya →DRAFT NILAI SEMENTARA PAUD & AKUNTANSI (UPDATE)

17 Mei 2012

Kumpulan Berita Plagiarisme PT Edisi Mei 2012

Memang menggiurkan tunjangan guru besar sekarang, sedikitnya 14 Juta per bulan. Plagiat-pun menjadi cara haram untuk meraih giuran itu! Hmm.. na'udzubillahimindzalik!

Sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan saya terhadap kejujuran dan integritas keilmuan akademisi Indonesia saat ini, berikut saya copas beberapa pemberitaan tentang plagiarisme edisi Mei 2012 (tidak sekedar saya link, khawatir suatu saat terhapus oleh server).
Catatan: untuk arti kata dan contoh kasus plagiarisme bisa klik ini  atau ini.

JAKARTA - Di tengah gelombang penolakan terhadap aturan publikasi karya ilmiah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendapatkan suntikan semangat. Ini menyusul ditemukannya praktek plagiat  yang dilakukan tiga dosen calon guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Ketiga dosen calon guru besar UPI yang ditetapkan tersangkut urusan plagiat adalah Cep, Her, dan Len. Ketiganya dari disiplin ilmu yang berbeda-beda. Mendikbud Muhammad Nuh meminta dosen calon guru besar yang telah ditetapkan oleh kampus terbukti bersalah, harus diberikan sanksi yang seberat-beratnya.

"Jika ada sanksi minimal dan maksimalnya, langsung jatuhi sanksi maksimal. Biar jera," kata dia di Jakarta, Senin (5/3).

Nuh menjelaskan, khusus kasus plagiat pemberian hukuman atau sanksi menjadi tanggung jawab kampus. Sebab, kasus ini masuk kategori kejahatan intelektual yang manabrak norma akademik. Sebaliknya jika kejahatan menyangkut urusan duit dan tindak kriminal lainnya, baru diproses aparat penegak hukum.
 
Menteri asal Surabaya itu berpesan supaya kampus menjatuhi sanksi yang keras. Jika sanksinya masih ringan, maka reputasi kampus menjadi pertaruhan. Masyarakat pasti memandang sebelah mata kampus ini. Kampus yang memberikan sanksi ringan terhadap dosen atau mahasiswa pelaku plagiat, dinilai tidak pro penegakan norma akademik.

Mencuatnya kasus plagiat ini, kata Nuh, bukan kasus baru. "Kira-kira bukan ini saja," kata dia. Nuh memandang ada tiga penyebab ada dosen menabrak moral akademik. Pertama demi status sosial, lalu untuk mendapatkan tunjangan guru besar yang mencapai Rp 14 juta per bulan per orang, dan lemahnya sistem pemantauan.

Untuk itu, Nuh semakin bersemangat dengan aturan publikasi ilmiah. Dia memandang, jika semakin banyak karya ilmiah yang dipublikasikan, bisa lebih mudah memantau praktek plagiat. Sebaliknya, jika banyak karya ilmiah yang tidak dipublikasikan atau hanya disimpan di rak kampus, praktek plagiat semakin sulit dipantau.

Mantan Menkominfo itu menjelaskan, publikasi karya ilmiah yang diharuskan untuk syarat kelulusan mahasiswa S1, S2, dan S3 bisa memperbaiki sistem di dunia pendidikan tinggi. Ke depan, kata Nuh, karya ilmiah dari seantero Indonesia akan dimasukkan dalam portal Garuda.

Dengan demikin, untuk mengecek praktek plagiat tinggal memasukkan sejumlah kata kunci di portal itu. "Sudah tidak perlu mencari siapa yang salah. Ayo bersama-sama memperbaiki sistem," kata dia.



Satu Lagi Kasus Plagiat di Bandung

Kasus plagiarisme oleh kalangan doktor yang ingin jadi guru besar tak hanya terjadi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Universitas Padjadjaran mengaku karya disertasi seorang dosennya juga dijiplak oleh seorang calon guru besar dari kampus lain. “Itu dosen tetangga Unpad, tapi bukan dari UPI seperti ramai dugaan sebelumnya,” kata Asisten Direktur I Pascasarjana Unpad, Engkus Kuswarno, kepada Tempo, Senin, 5 Maret 2012.

Sepekan lalu, kata Engkus, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi meminta dirinya memeriksa sebuah judul dan subjudul jurnal ilmiah seorang dosen sebagai pengajuan menjadi guru besar. Namun Dikti tidak menyertakan nama dan asal kampus dosen tersebut.

Ternyata hasilnya ada kesamaan persis dengan disertasi doktor dari Unpad buatan 2008. “Disertasinya tentang pemerintahan. Sama 100 persen dari judul dan 99 persen dari abstrak,” ujarnya. Begitu pula lokasi kajiannya, yaitu tentang pemerintahan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Dikti, ujar Engkus, sebelumnya curiga karena karya tulis dosen plagiat itu diterbitkan dalam jurnal tentang ekonomi dan bisnis, bukan pemerintahan. Penerbitannya oleh sebuah kampus swasta di Jakarta. Hingga saat ini dia mengaku tidak tahu persis nama dan asal dosen tersebut dari kampus mana.

Salah satu kampus tetangga Unpad di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, yang terkait dengan pemerintahan, yaitu Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Namun sejumlah pihak yang coba dikonfirmasi Tempo mengaku tidak tahu soal plagiat. “Mungkin di kampus lain,” kata Kepala Humas IPDN Sudaryana, hari ini. Rektor IPDN I Nyoman Sumaryadi hingga siang ini belum menjawab pertanyaan serupa lewat pesan pendek.

Tahun ini di Bandung kasus plagiat doktor calon guru besar mulai merebak di Universitas Pendidikan Indonesia. Senat Akademik UPI pada Jumat pekan lalu, 2 Maret 2012, menjatuhkan sanksi kepada tiga dosen pelaku. Hukumannya berupa penurunan pangkat dan jabatan serta menggugurkan kenaikan promosi guru besar mereka.


Perlu Klarifikasi untuk Buktikan Plagiarisme

DEPOK, (PRLM).- Soal plagiarisme di dunia akademik, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia, Muhammad Anis, mengatakan pelanggaran akademik yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi kepada calon guru besar UI perlu diklarifikasi kembali. Hal itu karena tidak semua pelanggaran tersebut berujung pada plagiarisme.
Anis mengakui Universitas Indonesia sudah menerima surat dari Dirjen Dikti mengenai pelanggaran akademik tersebut. "Itu (pengembalian berkas) sudah biasa, hanya perlu klarifikasi saja. Memang ada beberapa sumber yang tidak dikenal oleh Dikti, jadi hanya perlu klarifikasi saja," ujar Anis saat dihubungi "PRLM", Senin (5/3/12).
Dia mengatakan, pengembalian berkas makalah oleh Dirjen Dikti disebabkan karena adanya beberapa kekeliruan oleh penulis. Namun hal itu tidak bisa digeneralisasikan sebagai plagiarisme. "Ada beberapa kesamaan, tapi itu tidak berarti langsung bisa dikatakan jiplak. Perlu klarifikasi dulu," kata dia.
Saat ini, menurut Anis, rektorat sudah menyebarkan berkas yang dikembalikan tersebut ke Dekan di tiap fakultas. Berkas tersebut kemudian akan diklarifikasi di masing-masing fakultas.
Plagiator Sulit Dijerat secara Hukum?

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, praktik plagiat telah menabrak norma-norma akademis yang berlaku. Ia mengungkapkan, populasi guru besar di Indonesia saat ini cenderung meningkat secara signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Hal ini menyebabkan adanya kesulitan dalam kurun waktu tersebut mendeteksi telah terjadi praktik plagiat atau tidak.

Hal ini diungkapkannya untuk merespons adanya dugaan plagiarisme oleh tiga calon guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Nuh melanjutkan, pelaku plagiarisme tidak bisa dijerat secara hukum dengan undang-undang yang ada. Pasalnya, menurut dia, mereka hanya melanggar norma-norma akademis yang penyelesaiannya diserahkan kepada perguruan tinggi sebagai pemegang statuta.

"Di situ letak kredibilitas sebuah universitas. Kami hanya bisa menindak jika terjadi pelanggaran norma non-akademis seperti kasus korupsi misalnya," kata Nuh, Senin (5/3/2012) malam, di Gedung Kemdikbud, Jakarta.

Nuh memaparkan, ada beberapa alasan mengapa para plagiator yang berasal dari dunia akademis melakukan tindakan tercela itu. Menurutnya, aksi plagiarisme terjadi karena status sosial akademis yang akan disandang oleh seseorang saat dikukuhkan sebagai guru besar. Kedua, tunjangan yang tinggi. Dan ketiga, lemahnya integritas mereka sebagai ilmuwan.

"Itulah mengapa mereka sampai hati menjiplak karya orang lain," kata Nuh.

Pada Jumat (2/3/2012) lalu, UPI menggelar konferensi pers. Dalam kesempatan itu UPI menyatakan pembatalan pengajuan tiga calon guru besar. Alasannya, karya tulis mereka terbukti menjiplak setelah melalui proses penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai Angka Kredit (TPAK) dari Kemdikbud. 


Tangkal Plagiarisme dengan Transparansi Keilmuan, Efektifkah?
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, untuk mengurangi plagiarisme dibutuhkan transparansi dalam dunia pendidikan. Transparansi keilmuan merupakan syarat agar terciptanya akuntabilitas pendidikan.

Oleh karena itu, kata Nuh, publikasi karya ilmiah menjadi penting sebagai wujud transparansi dari produk-produk ilmu pengetahuan.

"Korupsi yang terjadi juga kan karena tidak adanya transparansi," kata Nuh, Senin (5/3/2012) malam, di Gedung Kemdikbud, Jakarta.

Ia mengakui, ada kesulitan untuk mendeteksi apakah sebuah karya tulis ilmiah terindikasi plagiarisme atau tidak. Akan tetapi, hal itu akan lebih mudah jika karya tulis ilmiah itu menggunakan sumber yang bersifat terbuka, dalam arti bisa diakses oleh siapa saja.

Untuk mencegah plagiarisme semakin merjalela di masa yang akan datang, Nuh merekomendasikan tiga cara untuk mengatasinya. Pertama, memberikan sanksi tegas dan seberat-beratnya untuk setiap praktik plagiarisme. Ini dilakukan agar memberikan efek jera kepada para pelakunya.

Kedua, Tim Penilai Angka Kredit (TPAK) sebagai pintu pertama pengajuan guru besar harus memeriksa dengan teliti  sebelum dilanjutkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Mendikbud.

Ketiga, Nuh menekankan pentingnya sistem informasi untuk mendukung pengawasan plagiarisme. Meski pun, saat ini Indonesia sudah memiliki sistem jurnal online, akan tetapi dinilainya masih kurang.

"Harus dibantu dengan sistem yang mumpuni untuk mengakses sumber terbuka yang lebih banyak. Di sinilah ampuhnya pembangunan budaya transparansi," paparnya.

Sebagai informasi, dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng oleh praktik plagiarisme. Tiga orang yang mengajukan diri sebagai Guru Besar dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung menjadi terduganya.

Pada Jumat (2/3/2012) lalu, UPI menggelar konferensi pers yang menyatakan pembatalan pengajuan tiga calon guru besar tersebut. Alasannya, karya tulis mereka terbukti menjiplak setelah melalui proses penilaian yang dilakukan oleh TPAK dari Kemdikbud.

Potensi Plagiarisme Ada di Semua Kampus

BANDUNG,(PRLM).- Aksi jiplak-menjiplak atau plagiarisme memang sudah terjadi sejak lama. Bahkan beberapa pihak menduga di hampir semua kampus potensi plagiarisme selalu ada.
Salah satu yang dicurigai menjadi pabrik plagiasi karya tulis adalah jasa pengetikan dan bantuan penulisan skripsi, tesis, atau disertasi yang biasanya berlokasi di sekitar kampus.
Di hampir semua kampus, jasa-jasa semacam ini selalu ada. Bukan hanya yang menetap dengan membuka kios, namun juga layanan jasa yang tersembunyi dan dikenal dari mulut ke mulut.
Ditemui di salah satu kios jasa pengetikan, penerjemahan, skripsi, tesisi, dan disertasi di salah satu kawasan pendidikan Kota Bandung, salah seorang pemilik layanan ini mengatakan sudah sekitar 25 tahun berprofesi sebagai penyedia jasa pengetikan dan penerjemah. Namun dia menolak jika tempatnya disebut sebagai pabrik plagiat karya tulis.
"Kalau kami ngambilnya ya dari bahan-bahan dan buku sumber. Ya seperti kita membuat skripsi sendiri. Tidak menjiplak atau ngambil dari skripsi yang lain. Bimbingan seperti biasa, dan mahasiswa tahu semua prosesnya, kita kasih tahu juga bab per bab seperti apa, karena mahasiswa sendiri yang akan bimbingan," katanya.
Pria paruh baya ini mengaku untuk satu skripsi, dipatok harga sekitar Rp 4 juta. Sementara tesis Rp 8 juta. "Desertasi juga bisa, harganya ya lebih tinggi lagi. Selalu ada yang datang dan minta jasa kami, dari mana-mana, mahasiswa perguruan tinggi di Bandung saja," ujarnya.
Untuk satu skripsi, proses pembuatannya sekitar 1-2 bulan. Tergantung dari jenis dan temanya. Jika keilmuan eksakta perlu waktu lebih lama, tapi jika ilmu sosial relatif lebih pendek. "Mahasiswa tetap yang bimbingan, kalau ada koreksi dari dosennya balik lagi ke kita, kita perbaiki lagi," ucapnya.
Pemilik jasa pengetikan lainnya, mengatakan, pihaknya juga bisa memberikan judul dan semua bahan jika mahasiswa yang memesan sama sekali tidak punya bahan.
"Nanti kita kasih outlinenya, diajukan ke dosen, kalau disetujui kita lanjutkan. Tapi kalau eksak dan harus penelitian, ya biasanya harus mahasiswanya langsung. Data kasih ke kita, nanti kita yang mengolah dan mengerjakan data statistiknya," ujarnya.
Skripsi untuk bidang eksak, kata dia, dipatok dengan tarif yang lebih mahal yakni Rp 5 juta. Sementara ilmu sosial dibanderol Rp 4 juta. "Lamanya ya tergantung juga, tapi biasanya yang eksak lebih lama," katanya.
Sementara itu, salah seorang penyedia layanan serupa, sebut saja Asep, mengaku bahan-bahan yang digunakan dalam skripsi "pesanan" biasanya menjiplak dari skripsi-skripsi yang sudah ada.
Sebagian lagi mengambil dari sumber buku sesuai dengan keilmuannya. "Ya satu skripsi sekitar Rp 1,5 juta, bahan nanti dikasih tinggal bimbingan saja.
Kadang kita bikin dan ngambil sumber dari buku, kadang jiplak. Tapi seringnya jiplak dari skripsi orang lain. Ngga ketahuanlah, diedit lagi dibeda-bedain lagi," katanya.
Sementara itu, ketika dimintai komentarnya mengenai plagiarisme, Rektor Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Eddy Soeryanto Soegoto mengatakan, untuk mengetahui karya mahasiswa tersebut orisinil atau tidak sebetulnya sederhana.
Cukup dengan melakukan bimbingan secara intensif, berinteraktsi dengan mahasiswa, membaca setiap lembar, dan mengikuti tahap demi tahap dari tugas akhir atau skripsi yang diajukan mahasiswa. "Jangan hanya main tanda tangan saja. Kalau dosen sudah begitu, maka itu sumber malapetaka," ujarnya.
Sebelum mahasiswa mengusulkan tugas akhir, skripsi atau tesis, kata Eddy, darft usulan tugas akhir harus terlebih dahulu diusulkan. Di situ semua dosen pembimbing mengevaluasi sesuai dengan keilmuannya.
"Interaksi yang utama. Dosen harus tahu sumber referensinya dari mana saja. Penelitian dan data di lapangan seperti apa. Dosen juga harus cek dan ricek serta turun langsung ke lapangan untuk mengecek sehingga konten dari karya yang disusun mahasiswa terjaga," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Eddy, plagiarisme menjadi tanggung jawab moral dosen termasuk pimpinan perguruan tinggi bagaimana agar aksi plagiat atau jiplak menjiplak bisa diminimalisir.
"Belajar dari pengalaman, dan memang potensi itu selalu ada. Jurnal ilmiah seperti yang diinstruksikan Dikti sebetulnya sudah benar karena bisa mencegah duplikasi. Meski memang prosesnya perlu bertahap," tuturnya.
Unikom pun, kata Eddy, memberlakukan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah lolosnya karya-karya hasil plagiat dari seluruh civitas akademika. Bukan hanya karya mahasiswa, juga terhadap semua usulan jabatan fungsional dosen.
"Mulai dari tingkat program studi, fakultas hingga perguruan tinggi. Ini dilakukan supaya tidak ada kesalahan sekecil apapun yang lolos," katanya.
Pada tingkat program studi, kata Eddy, semua usulan yang diajukan akan dinilai oleh dosen senior, lektor, dan lektor kepala. Kemudian dinilai kembali oleh fakultas yang bersangkutan hingga ke tingkat perguruan tinggi.
"Jadi kesalahan apapun akan kelihatan, kalau tidak begitu nanti bisa dijadikan jalan untuk menyalahi aturan yang ada. Meskipun sampai saat ini belum pernah ada dosen di Unikom yang tersandung kasus plagiat. Kalaupun ada, baik itu dosen maupun mahasiswa, tentu akan ada mekanisme yang harus ditempuh. Bahkan kalau sangat parah kampus akan sangat tegas,"ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Bandung Prof. Thaufiq Boesoirie menuturkan, plagiarisme merupakan pelanggaran yang sangat berat. Aturan dari diknas pun sebetulnya sudah ada, begitu juga aturan di masing-masing kampus.
"Supaya tidak menular, langsung diusulkan pada yayasan untuk diberhentikan. Sebab kalau tidak tahu aturannya saya kira tidak mungkin. Plagiarisme dalam penelitian mudah dan cepat, tapi itu perbuatan yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.



Sanksi Terberat bagi Plagiator
Pemerintah mendesak perguruan tinggi memberi sanksi berat kepada pelaku plagiasi. Hal itu diharapkan akan memberikan efek jera terhadap pelanggar norma akademik.
Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Senin (5/3), di Jakarta. ”Perguruan tinggi harus menegakkan hukum. Kredibilitas perguruan tinggi bergantung pada itu,” kata Nuh.
Ia mengakui, tim evaluasi atau penilai angka kredit kurang teliti sehingga masih ada kasus plagiasi yang nyaris lolos. Ia mendorong tim di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi lebih teliti. ”Pemeriksaan dan rekomendasi final ada di saya. Saya periksa dokumen-dokumen pengangkatan guru besar. Beberapa kali saya temukan ada yang tidak cocok. Jika ada yang mengganjal, saya meminta Dirjen Dikti periksa lagi,” kata Nuh.
Selain itu, perlu juga sistem informasi terbuka agar tiap karya ilmiah bisa dilihat publik. Di situ pentingnya publikasi karya ilmiah di jurnal.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Djoko Santoso menambahkan, kasus-kasus plagiasi, terutama di proses pengangkatan guru besar, diduga terjadi karena guru besar merupakan status sosial atau jenjang tertinggi di dunia akademik.
Penghargaan ekonomi untuk guru besar pun semakin tinggi. Seorang guru besar saat ini paling tidak menerima tunjangan Rp 13 juta-Rp 14 juta per bulan. Tunjangan guru besar itu di luar gaji pegawai dan tunjangan fungsional. ”Dulu paling-paling cuma Rp 5 juta per bulan,” kata Djoko.
Selain itu, kata Nuh, plagiasi juga terjadi karena integritas ilmuwan melemah. ”Itu kira-kira alasannya mengapa banyak yang nekat melakukan plagiasi,” ujarnya.

Sumber gambar: berbagai link dari pencarian via google
Baca Selengkapnya →Kumpulan Berita Plagiarisme PT Edisi Mei 2012

04 Mei 2012

Sir Isaac Newton



Sir Isaac Newton, (4 Januari 1643 - 31 Maret 1727; KJ: 25 Desember 1642 – 20 Maret 1727) adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia yang berasal dari Inggris. Beliau merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika modern.
Dengan berbagai hasil karya ilmiah yang dicapainya, Newton menulis sebuah buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, dimana pada buku tersebut dideskripsikan mengenai teori gravitasi secara umum, berdasarkan hukum gerak yang ditemukannya, dimana benda akan tertarik ke bawah karena gaya gravitasi. Bekerja sama dengan Gottfried Leibniz, Newton mengembangkan teori kalkulus. Newton merupakan orang pertama yang menjelaskan tentang teori gerak dan berperan penting dalam merumuskan gerakan melingkar dari hukum Kepler, dimana Newton memperluas hukum tersebut dengan beranggapan bahwa suatu orbit gerakan melingkar tidak harus selalu berbentuk lingkaran sempurna (seperti elipse, hiperbola dan parabola). Newton menemukan spektrum warna ketika melakukan percobaan dengan melewati sinar putih pada sebuah prisma, dia juga percaya bahwa sinar merupakan kumpulan dari partikel-partikel. Newton juga mengembangkan hukum tentang pendinginan yang di dapatkan dari teori binomial, dan menemukan sebuah prinsip momentum dan angular momentum.
Pendapat Kepala Akademi Ilmiah Berlin tentang Newton: "Newton ialah seorang jenius besar yang pernah ada dan paling beruntung, yang tak bisa kita temukan lebih dari suatu sistem dunia untuk didirikan." [See Shapley.]

Masa-masa Awal Isaac Newton
Newton dilahirkan di Woolsthorpe-by-Colsterworth, hamlet di county Lincolnshire lahir secara prematur, dimana saat itu bayi prematur tidak diharapkan kehadirannya di dunia. Ayahnya, Isaac, meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton, dan dua tahun kemudian ibunya, Hannah Ayscough Newton, menikah dengan lelaki lain dan meninggalkan Newton dengan neneknya. Newton merupakan kanak-kanak pintar.
Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937, Simon and Schuster) dan H. Eves:

Newton memulai sekolah saat tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke sekolah bahasa di daerah Grantham dimana dia akhirnya menjadi anak terpandai di sekolahnya. Saat bersekolah di Grantham dia tinggal di-kost milik apoteker lokal yang bernama William Clarke. Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge pada usia 19, Newton sempat menjalin kasih dengan adik angkat William Clarke, Anne Storer. Saat Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran, kisah cintanya dengan menjadi semakin tidak menentu dan akhirnya Storer menikahi orang lain. Banyak yang menegatakan bahwa dia, Newton, selalu mengenang kisah cintanya walaupun selanjutnya tidak pernah disebutkan Newton memiliki seorang kekasih dan bahkan pernah menikah.

Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah The Kings School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton terlihat tidak menyukai pekerjaan barunya. Tapi pada akhirnya setelah meyakinkan keluarga dan ibunya dengan bantuan paman dan gurunya, Newton dapat menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.
Daftar karya Newton
• Method of Fluxions (1671)
• De Motu Corporum (1684)
• Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1687)
• Opticks (1704)
• Reports as Master of the Mint (1701-1725)
• Arithmetica Universalis (1707)
• An Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture(1754)

Sumber : http://id.wikipedia.org (http://id.wikipedia.org/)


Alam dan hukum alam tersembunyi di balik malam.
Tuhan berkata, biarlah Newton ada! Dan semuanya akan terang benderang. ALEXANDER POPE

Isaac Newton, ilmuwan paling besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia, lahir di Woolsthrope, Inggris, tepat pada hari Natal tahun 1642, bertepatan tahun dengan wafatnya Galileo. Seperti halnya Nabi Muhammad, dia lahir sesudah ayahnya meninggal. Di masa bocah dia sudah menunjukkan kecakapan yang nyata di bidang mekanika dan teramat cekatan menggunakan tangannya. Meskipun anak dengan otak cemerlang, di sekolah tampaknya ogah-ogahan dan tidak banyak menarik perhatian. Tatkala menginjak akil baliq, ibunya mengeluarkannya dari sekolah dengan harapan anaknya bisa jadi petani yang baik. Untungnya sang ibu bisa dibujuk, bahwa bakat utamanya tidak terletak di situ. Pada umurnya delapan belas dia masuk Universitas Cambridge. Di sinilah Newton secara kilat menyerap apa yang kemudian terkenal dengan ilmu pengetahuan dan matematika dan dengan cepat pula mulai melakukan penyelidikan sendiri. Antara usia dua puluh satu dan dua puluh tujuh tahun dia sudah meletakkan dasar-dasar teori ilmu pengetahuan yang pada gilirannya kemudian mengubah dunia.

Pertengahan abad ke-17 adalah periode pembenihan ilmu pengetahuan. Penemuan teropong bintang dekat permulaan abad itu telah merombak seluruh pendapat mengenai ilmu perbintangan. Filosof Inggris Francis Bacon dan Filosof Perancis Rene Descartes kedua-duanya berseru kepada ilmuwan seluruh Eropa agar tidak lagi menyandarkan diri pada kekuasaan Aristoteles, melainkan melakukan percobaan dan penelitian atas dasar titik tolak dan keperluan sendiri. Apa yang dikemukakan oleh Bacon dan Descartes, sudah dipraktekkan oleh si hebat Galileo. Penggunaan teropong bintang, penemuan baru untuk penelitian astronomi oleh Newton telah merevolusionerkan penyelidikan bidang itu, dan yang dilakukannya di sektor mekanika telah menghasilkan apa yang kini terkenal dengan sebutan “Hukum gerak Newton” yang pertama.

Ilmuwan besar lain, seperti William Harvey, penemu ihwal peredaran darah dan Johannes Kepler penemu tata gerak planit-planit di seputar matahari, mempersembahkan informasi yang sangat mendasar bagi kalangan cendikiawan. Walau begitu, ilmu pengetahuan murni masih merupakan kegemaran para intelektual, dan masih belum dapat dibuktikan –apabila digunakan dalam teknologi– bahwa ilmu pengetahuan dapat mengubah pola dasar kehidupan manusia sebagaimana diramalkan oleh Francis Bacon.

Walaupun Copernicus dan Galileo sudah menyepak ke pinggir beberapa anggapan ngelantur tentang pengetahuan purba dan telah menyuguhkan pengertian yang lebih genah mengenai alam semesta, namun tak ada satu pokok pikiran pun yang terumuskan dengan seksama yang mampu membelokkan tumpukan pengertian yang gurem dan tak berdasar seraya menyusunnya dalam suatu teori yang memungkinkan berkembangnya ramalan-ramalan yang lebih ilmiah. Tak lain dari Isaac Newton-lah orangnya yang sanggup menyuguhkan kumpulan teori yang terangkum rapi dan meletakkan batu pertama ilmu pengetahuan modern yang kini arusnya jadi anutan orang.

Newton sendiri agak ogah-ogahan menerbitkan dan mengumumkan penemuan-penemuannya. Gagasan dasar sudah disusunnya jauh sebelum tahun 1669 tetapi banyak teori-teorinya baru diketahui publik bertahun-tahun sesudahnya. Penerbitan pertama penemuannya adalah menyangkut penjungkir-balikan anggapan lama tentang hal-ihwal cahaya. Dalam serentetan percobaan yang seksama, Newton menemukan fakta bahwa apa yang lazim disebut orang “cahaya putih” sebenarnya tak lain dari campuran semua warna yang terkandung dalam pelangi. Dan ia pun dengan sangat hati-hati melakukan analisa tentang akibat-akibat hukum pemantulan dan pembiasan cahaya. Berpegang pada hukum ini dia –pada tahun 1668– merancang dan sekaligus membangun teropong refleksi pertama, model teropong yang dipergunakan oleh sebagian terbesar penyelidik bintang-kemintang saat ini. Penemuan ini, berbarengan dengan hasil-hasil yang diperolehnya di bidang percobaan optik yang sudah diperagakannya, dipersembahkan olehnya kepada lembaga peneliti kerajaan Inggris tatkala ia berumur dua puluh sembilan tahun.

Keberhasilan Newton di bidang optik saja mungkin sudah memadai untuk mendudukkan Newton pada urutan daftar buku ini. Sementara itu masih ada penemuan-penemuan yang kurang penting di bidang matematika murni dan di bidang mekanika. Persembahan terbesarnya di bidang matematika adalah penemuannya tentang “kalkulus integral” yang mungkin dipecahkannya tatkala ia berumur dua puluh tiga atau dua puluh empat tahun. Penemuan ini merupakan hasil karya terpenting di bidang matematika modern. Bukan semata bagaikan benih yang daripadanya tumbuh teori matematika modern, tetapi juga perabot tak terelakkan yang tanpa penemuannya itu kemajuan pengetahuan modern yang datang menyusul merupakan hal yang mustahil. Biarpun Newton tidak berbuat sesuatu apapun lagi, penemuan “kalkulus integral”-nya saja sudah memadai untuk menuntunnya ke tangga tinggi dalam daftar urutan buku ini.

Tetapi penemuan-penemuan Newton yang terpenting adalah di bidang mekanika, pengetahuan sekitar bergeraknya sesuatu benda. Galileo merupakan penemu pertama hukum yang melukiskan gerak sesuatu obyek apabila tidak dipengaruhi oleh kekuatan luar. Tentu saja pada dasarnya semua obyek dipengaruhi oleh kekuatan luar dan persoalan yang paling penting dalam ihwal mekanik adalah bagaimana obyek bergerak dalam keadaan itu. Masalah ini dipecahkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang kedua dan termasyhur dan dapat dianggap sebagai hukum fisika klasik yang paling utama. Hukum kedua (secara matcmatik dijabarkan dcngan persamaan F = m.a) menetapkan bahwa akselerasi obyek adalah sama dengan gaya netto dibagi massa benda. Terhadap kedua hukum itu Newton menambah hukum ketiganya yang masyhur tentang gerak (menegaskan bahwa pada tiap aksi, misalnya kekuatan fisik, terdapat reaksi yang sama dengan yang bertentangan) serta yang paling termasyhur penemuannya tentang kaidah ilmiah hukum gaya berat universal. Keempat perangkat hukum ini, jika digabungkan, akan membentuk suatu kesatuan sistem yang berlaku buat seluruh makro sistem mekanika, mulai dari pergoyangan pendulum hingga gerak planit-planit dalam orbitnya mengelilingi matahari yang dapat diawasi dan gerak-geriknya dapat diramalkan. Newton tidak cuma menetapkan hukum-hukum mekanika, tetapi dia sendiri juga menggunakan alat kalkulus matematik, dan menunjukkan bahwa rumus-rumus fundamental ini dapat dipergunakan bagi pemecahan problem.

Hukum Newton dapat dan sudah dipergunakan dalam skala luas bidang ilmiah serta bidang perancangan pelbagai peralatan teknis. Dalam masa hidupnya, pemraktekan yang paling dramatis adalah di bidang astronomi. Di sektor ini pun Newton berdiri paling depan. Tahun 1678 Newton menerbitkan buku karyanya yang masyhur Prinsip-prinsip matematika mengenai filsafat alamiah (biasanya diringkas Principia saja). Dalam buku itu Newton mengemukakan teorinya tentang hukum gaya berat dan tentang hukum gerak. Dia menunjukkan bagaimana hukum-hukum itu dapat dipergunakan untuk memperkirakan secara tepat gerakan-gerakan planit-planit seputar sang matahari. Persoalan utama gerak-gerik astronomi adalah bagaimana memperkirakan posisi yang tepat dan gerakan bintang-kemintang serta planit-planit, dengan demikian terpecahkan sepenuhnya oleh Newton hanya dengan sekali sambar. Atas karya-karyanya itu Newton sering dianggap seorang astronom terbesar dari semua yang terbesar.

Apa penilaian kita terhadap arti penting keilmiahan Newton? Apabila kita buka-buka indeks ensiklopedia ilmu pengetahuan, kita akan jumpai ihwal menyangkut Newton beserta hukum-hukum dan penemuan-penemuannya dua atau tiga kali lebih banyak jumlahnya dibanding ihwal ilmuwan yang manapun juga. Kata cendikiawan besar Leibniz yang sama sekali tidak dekat dengan Newton bahkan pernah terlibat dalam suatu pertengkaran sengit: “Dari semua hal yang menyangkut matematika dari mulai dunia berkembang hingga adanya Newton, orang itulah yang memberikan sumbangan terbaik.” Juga pujian diberikan oleh sarjana besar Perancis, Laplace: “Buku Principia Newton berada jauh di atas semua produk manusia genius yang ada di dunia.” Dan Langrange sering menyatakan bahwa Newton adalah genius terbesar yang pernah hidup. Sedangkan Ernst Mach dalam tulisannya di tahun 1901 berkata, “Semua masalah matematika yang sudah terpecahkan sejak masa hidupnya merupakan dasar perkembangan mekanika berdasar atas hukum-hukum Newton.” Ini mungkin merupakan penemuan besar Newton yang paling ruwet: dia menemukan wadah pemisahan antara fakta dan hukum, mampu melukiskan beberapa keajaiban namun tidak banyak menolong untuk melakukan dugaan-dugaan; dia mewariskan kepada kita rangkaian kesatuan hukum-hukum yang mampu dipergunakan buat permasalahan fisika dalam ruang lingkup rahasia yang teramat luas dan mengandung kemungkinan untuk melakukan dugaan-dugaan yang tepat.

Dalam uraian yang begini ringkas, adalah mustahil membeberkan secara terperinci penemuan-penemuan Newton. Akibatnya, banyak karya-karya yang agak kurang tenar terpaksa harus disisihkan biarpun punya makna penting di segi penemuan dalam bidang masalahnya sendiri. Newton juga memberi sumbangsih besar di bidang thermodinamika (penyelidikan tentang panas) dan di bidang akustik (ilmu tentang suara). Dan dia pulalah yang menyuguhkan penjelasan yang jernih bagai kristal prinsip-prinsip fisika tentang “pengawetan” jumlah gerak agar tidak terbuang serta “pengawetan” jumlah gerak sesuatu yang bersudut. Antrian penemuan ini kalau mau bisa diperpanjang lagi: Newtonlah orang yang menemukan dalil binomial dalam matematika yang amat logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Mau tambah lagi? Dia juga, tak lain tak bukan, orang pertama yang mengutarakan secara meyakinkan ihwal asal mula bintang-bintang.

Nah, sekarang soalnya begini: taruhlah Newton itu ilmuwan yang paling jempol dari semua ilmuwan yang pernah hidup di bumi. Paling kemilau bagaikan batu zamrud di tengah tumpukan batu kali. Taruhlah begitu. Tetapi, bisa saja ada orang yang mempertanyakan alasan apa menempatkan Newton di atas pentolan politikus raksasa seperti Alexander Yang Agung atau George Wasington, serta disebut duluan ketimbang tokoh-tokoh agama besar seperti Nabi Isa atau Budha Gautama. Kenapa mesti begitu?

Pertimbangan saya begini. Memang betul perubahan-perubahan politik itu penting kalau tidak teramat penting. Walau begitu, bagaimanapun juga pada umumnya manusia sebagaian terbesar hidup nyaris tak banyak beda antara mereka di jaman lima ratus tahun sesudah Alexander wafat dengan mereka di jaman lima ratus sebelum Alexander muncul dari rahim ibunya. Dengan kata lain, cara manusia hidup di tahun 1500 sesudah Masehi boleh dibilang serupa dengan cara hidup buyut bin buyut bin buyut mereka di tahun 1500 sebelum Masehi. Sekarang, tengoklah dari sudut perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam lima abad terakhir, berkat penemuan-penemuan ilmiah modern, cara hidup manusia sehari-hari sudah mengalami revolusi besar. Cara berbusana beda, cara makan beda, cara kerja dan ragamnya beda. Bahkan, cara hidup santai berleha-leha pun sama sekali tidak mirip dengan apa yang diperbuat orang jaman tahun 1500 sesudah Masehi. Penemuan ilmiah bukan saja sudah merevolusionerkan teknologi dan ekonomi, tetapi juga sudah mengubah total segi politik, pemikiran keagamaan, seni dan falsafah. Sangat langkalah aspek kehidupan manusia yang tetap “jongkok di tempat” tak beringsut sejengkal pun dengan adanya revolusi ilmiah. Alasan ini –sekali lagi alasan ini– yang jadi sebab mengapa begitu banyak ilmuwan dan penemu gagasan baru tercantum di dalam daftar buku ini. Newton bukan semata yang paling cerdas otak diantara barisan cerdas otak, tetapi sekaligus dia tokoh yang paling berpengaruh di dalam perkembangan teori ilmu. Itu sebabnya dia peroleh kehormatan untuk didudukkan dalam urutan hampir teratas dari sekian banyak manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Newton menghembuskan nafas penghabisan tahun 1727, dikebumikan di Westminster Abbey, ilmuwan pertama yang memperoleh penghormatan macam itu.

Sumber :
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Baca Selengkapnya →Sir Isaac Newton