08 Juli 2011

Sajak: Mahasiswa Sejati

by Made Pramono on Friday, July 8, 2011 at 2:23am
.....

Sore ini di kampus yang (kabarnya) merakyat
Puluhan teriak memadati rapat penat
“kita harus beraksi, karena besok negeri ini dibantai”
“tumbangkan rezim kotor, robohkan akar pohon koruptor”
“jangan biarkan mereka menyela, kita bakar saja”
Lalu satu persatu mereka kering tenggorokannya

Sore ini di kampus bisu
Tengik mesum bau kotoran moral
Tercium gelagat khianat
Terkapar pada hegemoni bisu,
Yang merasuk di hulu intelek muda bersemangat
Sebab ideologi harus dihambakan pada kepentingan
Sebab aturan harus disetir kuasa baru
Dan sebab mahasiswa harus tidak merasa ditipu
Padahal telah tumbang mereka oleh sapuan zaman:
“kamu bayar mahal, segeralah lulus.. kembalikan sawah sapi es-pe-pe-mu”
“kamu ga pa pa jadi demonstran suruhan, sebab harus ada yang di jalanan”
“kamu jangan julurkan pikiran kritismu, industri menunggumu patuh”
Maka makarpun berbalik arah,
Tuhan didongkel dari singgasana kampus
Matilah mahasiswa yang dulu berdikari,
Diganti definisi rumit tentang cinta, dijambak rindu persetubuhan
Diganti kelindan eksistensial, tentang mau kemana
Diganti tangisan bunda, melihat tetangga sudah kaya
Diganti ideologi orang sakti, yang bekerja rahasia membeli nurani di sudut-sudut rasio

Sore ini di kampus gagah
Berdiri lunglai mahasiswa sejati,
Tak punya tinta dia tak sanggup menulis darah
Tak punya teman dia merana
Tak punya uang diapun bisu
Dia gumamkan idealismenya, tanpa suara
Dia langkahkan kaki seoknya, sendiri
Dia masih punya Tuhan, yang oleh teman-temannya disingkirkan
“aku mengabdi untuk siapa?”
“maksud baikku kenapa dicela”
Dan dia berusaha setia
Duh, kampus megah berdiri gagah,
Tak ubahnya pabrik manusia pekerja
Yang teriak pura-pura marah pada kuasa
Padahal hanya untuk mencari muka,
Atau tertipu juragan-juragan tak tersentuh
Menghabisi kaum-kaum yang ikhlas
Menggantinya dengan remote control: dunia tak seberapa butuh belas kasihan
Kendali mutu dengan kaku logika kerontang
“maksud baikku kenapa dicela”,
Karena tak terbeli,
Dan itu harga mati…!
Dilindas transaksi berkisah-kisah

Sore ini di kampus sendu
Muram wajah tanah saksi sejarah
Menyaksikan bergugurannya pikiran-pikiran murni
tumbuh suburnya kapitalis-kapitalis penerus bangsa
Pancasila dan filsafat, diajarkan untuk didiskusikan, lantas ditinggalkan
Ilmu-ilmu terapan, menggilas moral kepedulian
Berbaju demi pembangunan, kreativitas kompetisi global
Tapi lupa mengancingkan lubang kemaluan, hingga tampak semangat kerakusan
Mendidik akal, mematikan hati

Sore ini di kampus milyaran rupiah,
Gadis dan jejaka berpamer kebebasan
Menjeritkan semua luka, tanpa ada yang terluka
Meneriakkan perlawanan untuk para penjahat bangsa, (sengaja) lupa dibiayai oleh siapa dia
“kami ada untuk rakyat”, tapi rakyat yang mana: yang duduk di balkon glamour
“kami adalah agen perubahan”, ya, merubah wajah bangsa sesuai selera mereka
Pejabat se universitas, berkumpul mengamini instruksi pengusaha
Yang sudah menitip kuasa di proyek-proyek suci negeri ini
Lalu siapa yang sejati?
Mahasiswa yang lulai tadi.. yang sedang terkapar mati

Sore ini di kampus hiruk pikuk
Tidak ada yang sadar lagi,
Semaput dalam riuh internet, gadget, dan diksi-diksi ilmiah
Pulang hanya untuk mengamini televisi hiperrealitas
“kami kaum bebas” termasuk bebas meniru
Meniru tiruannya tiruan dari tiruan tiruan palsu
Disentak tiap saat oleh pilihan-pilihan sikap
Rumit menghamburkan energi dunia
Tenggelam dalam kebenaran zaman (bukan kebenaran asasi)

Sore ini di kampus yang (kabarnya) merakyat
Perlahan-lahan sepi
Oleh despot dan tirani baru
Mencengkeram tanpa terasa
Menghegemoni tanpa disadari
Karena penguasa baru tahu,
Bahwa menguasai berarti menyenangkan nafsu
Si mahasiswa sejati
Sudah lama tadi ketemu Tuhan,,
Sendiri

(MP, Juli 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar