15 Oktober 2012

Materi IAD UC Pasca UTS

Berikut bahan-bahan materi slide perkuliahan IAD UC 2012 (klik pada teks materi untuk menuju link unduhan):

1. Logika Induksi
2. Epistemologi
3. Filsafat Ilmu (What is Science)
4. Effective (Lateral) Thinking

+ Logika Induksi (supporting pdf file for "Logika Induksi")
+ Basic Philosophy (supporting pdf file for "What is Science")
Baca Selengkapnya →Materi IAD UC Pasca UTS

LATIHAN SOAL FILSAFAT PENDIDIKAN

Berikut soal latihan Filsafat Pendidikan yang diambil dari Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester tahun-tahun sebelumnya untuk S1 PG-PAUD FIP Unesa. Soal essay ini ada yang sudah diterangkan dalam perkuliahan, namun juga ada yang merupakan pengembangan materi perkuliahan dalam menjawab persoalan konkrit isu-isu kependidikan. Silakan diunduh di sini...
Baca Selengkapnya →LATIHAN SOAL FILSAFAT PENDIDIKAN

09 Oktober 2012

Untuk Kelas FIK

Bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah filsafat ilmu dari S1 IKOR, anda bisa mengerjakan soal latihan berikut ini: soal.

Sedangkan mahasiswa dari kelas Pendidikan Kepelatihan, bisa mengerjakan soal latihan berikut: soal.

Mahasiswa yang menempuh mata kuliah Filsafat Ilmu Keolahragaan bisa berlatih mengerjakan soal berikut ini: soal.


Baca Selengkapnya →Untuk Kelas FIK

21 September 2012

Baca Selengkapnya

UNDUHAN MATERI DAN LATIHAN SOAL IAD UC LOGIKA DEDUKSI MODERN

Materi unduhan berikut ini adalah bahan presentasi kuliah week 4 & 5. Keseluruhan materi 1-5 ini adalah bahan Ujian Tengah Semester. Materi ini juga dikoordinasi FEH, dengan sedikit tambahan dari saya. Silakan diperluas dan didalami dengan bahan-bahan tambahan.

Klik link unduhan di sini

Contoh soal latihan dan berikut jawabannya, klik di sini
Baca Selengkapnya →UNDUHAN MATERI DAN LATIHAN SOAL IAD UC LOGIKA DEDUKSI MODERN

07 September 2012

UNDUHAN TUGAS FILSAFAT ILMU, FILSAFAT PENDIDIKAN, FILSAFAT ILMU KEOLAHRAGAAN

Klik link unduhan rincian tugas Filsafat Ilmu di sini

Klik link unduhan rincian tugas Filsafat Ilmu Keolahragaan di sini

Klik link unduhan rincian tugas Filsafat Pendidikan di sini
Baca Selengkapnya →UNDUHAN TUGAS FILSAFAT ILMU, FILSAFAT PENDIDIKAN, FILSAFAT ILMU KEOLAHRAGAAN

PENGUMUMAN LIBUR UTS UNTUK MAHASISWA IAD UC

Berikut isi arahan dari Dekan FEH.

Yth. Pak Budi, Pak Darso, Pak Agus, Pak Purkan, Pak Made, Pak Alex dan Pak Nur,

Minggu ini adalah minggu ke-7, karena kita punya dua minggu yang diisi pada hari Sabtu saat perkuliahan Djohan Yoga yakni minggu ke-2 dan minggu ke-3.
Dengan demikian minggu depan adalah minggu libur untuk IAD, kecuali jika ada kelas pengganti sehingga keseluruhan bahan ujian tengah semester selesai.

Kisi-kisi Ujian Tengah Semester adalah:
1. Dari materi sesat pikir (fallacies) terutama informal fallacies.
2. Inferensi langsung dan oposisi dari suatu kalimat.
3. Pembuktian valid melalui persamaan ataupun rule of replacement
4. Pembuktian valid atau invalid melalui truth table.
5. Logika umum

Materi induksi tidak termasuk ujian tengah semester, dan akan diuji pada ujian akhir semester.

Ujian akan dilakukan pada hari Kamis (20 September), Senin (24 September) dan Selasa (25 September) sesuai dengan jadwal kuliah.
Dosen masing-masing kelas diharapkan datang pada ujian tersebut untuk menjaga.

Salam,

Johan Hasan
Baca Selengkapnya →PENGUMUMAN LIBUR UTS UNTUK MAHASISWA IAD UC

13 Agustus 2012

Unduhan Materi Kuliah IAD UC Week 1-3

Materi-materi perkuliahan yang sudah terkonversi menjadi ekstensi pdf berikut ini, merupakan materi pokok perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar di Fakultas Entrepreneurship dan Humaniora di Universitas Ciputra. Bahan mentah materi ini masih dikoordinasi Dekan FEH, dengan sedikit tambahan dari saya.

Silakan diperluas referensi dan bahasan tiap topik materi ini, dan kepada mahasiswa program IAD FEH UC selamat berjibaku dengan logika dan filsafat ilmu...!

Klik disini untuk mulai proses mengunduh.
Baca Selengkapnya →Unduhan Materi Kuliah IAD UC Week 1-3

21 Juni 2012

Untuk PAUD 2009 A dan 2009 B

Khusus peserta kuliah Filsafat Ilmu dan Logika Program Studi S1 PG-PAUD Kelas 2009 A dan 2009 B, silakan mencermati draft nilai sementara berikut, kekurangan dan komplain saya terima paling lambat Jumat, 22 Juni 2012 pukul 07.00 WIB. Keterangan teknis silakan hubungi perwakilan kelas masing-masing.

Berikut link nilai: PAUD 2009 A dan PAUD 2009 B

Baca Selengkapnya →Untuk PAUD 2009 A dan 2009 B

09 Juni 2012

Edaran Dikti tentang Ketentuan Program Bidikmisi

Nomor : 830 /E/T/2012 7 Juni 2012
Lampiran : -
Perihal : Penerimaan Mahasiswa Baru Program Bidikmisi 2012
Yth. Rektor/Ketua/Direktur Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Bidikmisi
(daftar terlampir)

Dalam rangka pencapaian ketepatan pelaksanaan program Bidikmisi tahun ajaran 2012/2013, dengan hormat kami sampaikan kembali beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh perguruan tinggi:
  1. Memastikan bahwa jumlah mahasiswa baru Bidikmisi yang lulus seleksi masuk perguruan tinggi tidak lebih besar dari kuota yang tersedia. Hal ini tidak berlaku bagi perguruan tinggi yang memberikan jaminan pembiayaan dari sumber dana lain.
  2. Harus memberikan kesempatan kepada pelamar Bidikmisi untuk memilih program studi yang dikehendaki, termasuk program studi favorit.
  3. Menetapkan mekanisme daftar ulang khusus bagi pelamar Bidikmisi berupa pembebasan biaya daftar ulang dan sejenis serta memberikan kemudahan lain yang sesuai dengan misi program.
  4. Melakukan verifikasi data pelamar untuk meyakinkan ketepatan sasaran dan menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan perguruan tinggi dan atau Pedoman Bidikmisi terhadap ketidakbenaran data.
  5. Bagi calon mahasiswa yang lulus seleksi nasional/mandiri dan memenuhi syarat sebagai penerima Bidikmisi namun belum terdaftar, dapat dicalonkan dan ditetapkan melalui SIM Bidikmisi di http://bidikmisi.dikti.go.id/sim.
  6. Dapat memilih seleksi mandiri/ujian masuk bersama/sejenisnya yang masih diselenggarakan untuk memenuhi kuota dan bagi yang tidak sanggup memenuhi kuota agar segera melapor ke Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
  7. Melakukan pencalonan, penetapan dan pengumuman penerima Bidikmisi sesuai jadwal perguruan tinggi dan dilaporkan melalui SIM Bidikmisi serta mengirimkan salinan SK Rektor/Ketua/Direktur/Pejabat yang berwenang ke Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
  8. Secepatnya mengisi formulir laporan perkembangan pelaksanaan pada alamat http://goo.gl/vnIx8.
  9. Mahasiswa Bidikmisi tidak dipungut biaya apapun. Biaya yang berkaitan dengan masa orientasi, jaket, atau sejenis yang harus dibayar oleh mahasiswa baru, dapat diambil dari biaya kedatangan atau sumber lain.
  10. Biaya kedatangan digunakan untuk mengganti biaya perjalanan kedatangan (pertama), biaya hidup sementara yang besarnya maksimal sama dengan satu bulan bantuan biaya hidup, dan biaya seleksi bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota serta biaya orientasi mahasiswa baru.
  11. Membuat perencanaan pendanaan penggantian biaya bagi calon penerima yang berasal dari luar kota sebaik mungkin sehingga memaksimalkan penyerapan kuota Bidikmisi.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami mengucapkan terima kasih.

Direktur Jenderal
ttd
Djoko Santoso
NIP 19530909197831003

Tembusan:
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
2. Sekretaris Jenderal Kemdikbud
3. Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi

Sumber: www.dikti.go.id
Baca Selengkapnya →Edaran Dikti tentang Ketentuan Program Bidikmisi

07 Juni 2012

Mengapa Harus Mengasah Otak Kanan?

          1. Kemampuan Otak Kanan 90%, Otak Kiri Hanya 10-12%
Hasil penelitian mutakhir di AS bahwa: Peran LOGIKA dalam membuat orang menjadi sukses hanya 4-6%, sedangkan 94-96% adalah tanggung jawab OTAK KANAN yang banyak berhubungan dengan Inovasi, kreativitas, rekayasa, naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab, kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati, dll. (Media Indonesia:16/01-06).
Tugas-tugas otak kiri yaitu berhubungan dengan angka-angka, bahasa, analisa, logika, intelektual, ilmu pengetahuan. Sedangkan OTAK KANAN bertanggung jawab dalam hal imajinasi, kreativitas, seni, musik, inovasi, daya cipta, daya raya, intuisi, otak bawah sadar, keikhlasan, kebahagiaan, spirit, keuletan, kejujuran, keindahan,dll. Selain yang diurusi oleh otak kiri maka menjadi urusan OTAK KANAN.
Disamping itu OTAK KANAN dapat merekam dengan cepat dan tersimpan selamanya dalam memori otak, sel-sel darah manusia dapat menjadi cadangan tempat penyimpanan memori manakala memori otak kita penuh. Sedangkan kapasitas kemampuan OTAK KANAN dalam menyimpan memori adalah 10 pangkat 5 juta kilo meter, yang kalau dihitung deretan angka nol di belakangnya adalah sebanding dengan jarak antara Bumi dan Bulan 14 kali pulang pergi (Super Great Memory, Irwan Widiatmoko, 2007).

          2. Memiliki Kemampuan Imajinasi yang Tinggi
Apa pentingnya Imajinasi ?
  • Albert Einstein menemukan teori relativitas karena kekuatan IMAJINASI, kemudian sewaktu duduk di bangku sekolah oleh gurunya mengajarinya tentang kekuatan daya IMAJINASI.
  • Salah satu rahasia kecerdasan orang Yahudi adalah kekuatan IMAJINASI dianggap lebih kuat dari kenyataan. (Mengungkap Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi, Eran Katz, 2009).
  • Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi menjadi sukses bukan karena ilmu finance yang mereka pelajari di Sourbone Prancis, akan tetapi karena kemampuan daya IMAJINASI meramu perjalanan hidupnya menjadi suatu cerita yang menarik, dalam novel Tetralogi laskar pelangi, sekarang menjadi novel berkelas dunia karena telah dialih bahasakan ke dalam berbagai bahasa di dunia, tentunya kita kenal filmnya pernah menghebohkan negeri ini.
  • Salah satu orang yang bisa membiayai untuk berwisata ke luar angkasa adalah pembuat game komputer dari Amerika Serikat, keahlian untuk merancang game komputer tentunya membutuhkan kemampuan IMAJINASI yang tinggi.
  • Salah satu orang terkaya di dunia, pemilik microsof adalah orang drop out dari perguruan tinggi yang memiliki tekad yang kuat dan daya IMAJINASI yang tinggi, sehingga mampu mendirikan perusahaan microsof yang dibangun dengan modal tekad yang kuat.
  • Pemilik perusahaan raksasa elektronik Jepang “ PANASONIC” adalah mantan penjaga toko sepeda (Matshushita Konoshuke).
  • Motivator sekaligus penulis buku terkenal Andri Wongso adalah anak dari keluarga miskin di Malang yang tidak tamat sekolah dasar tapi karena keberaniannya bermimpi (DAYA IMAJINASI) akhirnya menjadi bintang film di Hongkong serta membuat kata-kata mutiara yang ditulis di kertas pembatas buku bernama Harvest.
Bagaimana Pandangan Al Quran Tentang Pentingnya Imajinasi?

Dalam QS.Al Jaatsiyah ayat 5:
“Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal”. 

Bukankah diperlukan daya IMAJINASI untuk bisa memahami bagaimana pergantian malam dan siang terjadi, bukankah juga memerlukan daya IMAJINASI untuk bisa merasakan kebesaran Tuhan dalam menciptakan hujan lalu dari hujan itu diturunkan untuk membuat bumi jadi hidup kembali(subur), lalu dengan kemampuan IMAJINASI pula dapat membayangkan bagaimana Allah menumbuhkan bermacam-macam buah-buahan dengan rasa yang beranekaragam (manis, asam, pahit, dsb) dengan sumber makanan yang sama yaitu dari air hujan yang tersimpan di dalam tanah.
Dalam QS.Al Baqarah ayat 22:

 “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”

Bukankah kita butuh IMAJINASI/membayangkan untuk bisa merasakan dan memahami makna bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap.

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS: AL Imran: 190-191) 

Tanpa bantuan IMAJINASI kita tidak sanggup melihat dan merasakan langsung tanda-tanda yang dimaksud, dan tidak sanggup memikirkan penciptaan langit dan bumi. Sehingga ayat-ayat tersebut tidak bermakna bagi kita setelah membacanya.

Bahkan dalam hadist Nabi dikatakan “Sembahlah Tuhan-Mu seakan-akan engkau melihatnya, dan apabila kamu tidak sanggup melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihat kamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sangat jelas dalam hadist di atas perintah untuk seolah-olah melihat Allah dalam sholat adalah pekerjaan IMAJINASI atau kemampuan “membayangkan”.

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.An Nur: 35)

Bukankah ayat di atas banyak menggunakan kata perumpamaan, seakan-akan, seperti, yang tentunya membutuhkan daya IMAJINASI yang kuat. Tahu-kah Anda kalau daya imajinasi adalah tanggung jawab OTAK KANAN.

          3. MEMILIKI AREA “THE GOD SPOT” (Titik Tuhan)

Menurut penelitian oleh “neurolog” Michael Persinger di awal tahun 1990-an, kemudian penelitian yang lebih baru pada tahun 1997 oleh “neurolog” VS.Ramachandran bersama timnya di Universitas California mengenai adanya Titik Tuhan (God Spot) dalam otak manusia.
Pusat spiritual yang terpasang ini terletak diantara hubungan-hubungan syaraf dalam cuping-cuping temporal otak. Melalui pengamatan terhadap otak dengan topografi emisi, positron, area-area syaraf tersebut akan bersinar manakala subjek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan topik spiritual atau agama. (Berguru Kepada Allah, Abu Sangkan, 2009).

Menurut ahli syaraf barat bahwa syaraf ini memiliki gejala yang unik karena tidak teraliri oleh darah sepanjang hari namun tidak mati, syaraf ini butuh darah hanya 2-4 detik saja sebanyak 5 kali sehari. 

Syaraf ini diyakini sebagai chip atau modem yang ditanam oleh Allah ke dalam otak manusia agar mampu menerima hal-hal yang berhubungan dengan spiritualitas dan ilmu yang datangnya langsung dari Sang Pencipta melalui ilham. Sebaliknya apabila syaraf ini tidak aktif maka orang tersebut sulit untuk menerima hal-hal yang berbau moral/etika apalagi spiritual. Mungkin pula syaraf ini yang tidak aktif pada anak didik kita sehingga sulit untuk membentuk karakter anak yang pada akhirnya sulit membangun karakter bangsa ini.
Disamping hal-hal yang telah diuraikan di atas, OTAK KANAN juga memiliki kemampuan dalam hal rasa empati atau kepedulian yang tinggi, otak kanan juga memiliki kemampuan berkolaborasi dengan hati, memiliki kemampuan daya kreatif dan seni yang tinggi.

Selain itu keistimewaan otak kanan adalah memiliki gelombang otak bernama gelombang Alfha, gelombang ini yang bisa merasakan Keikhlasan, Kebahagiaan, ketenangan, kekhusu’an, relaxasi, hening, kepuasan, imajinatif, dll. (Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu, 2007).

Maka pantaslah Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara lain karena tidak tahu kehebatan OTAK KANAN-nya sehingga tidak kreatif, kurang peduli, kurang inovasi, kurang kreasi, tidak sungguh-sungguh, kurang ikhlas (banyak kepalsuan), kurang ide, kurang disiplin, kurang tanggung jawab, kurang menghargai orang lain, kurang menghargai keindahan, kurang menghargai kekuatan hati, kekuatan cinta, dan sebagainya.

Test
Ada sebuah test menarik yang saya ambil dari situs The Daily Telegraph, sebuah test yang menguji otak mana yang sedang Anda gunakan. Perhatikan gambar berikut!

Apakah Anda melihat penari tersebut berputar searah jarum jam? Ataukah malah sebaliknya?

Apabila Anda melihatnya berputar searah jarum jam, berarti Anda lebih banyak menggunakan otak kanan Anda, begitu juga sebaliknya.
Nah setelah itu fokus dan cobalah merubah arah putaran untuk memberikan kesempatan kepada bagian lain otak Anda untuk bekerja.

Sumber: http://eshaa09.student.ipb.ac.id
Baca Selengkapnya →Mengapa Harus Mengasah Otak Kanan?

04 Juni 2012

Pasca Pembubaran UPT untuk MKU di Unesa

Tulisan ini bukan dimaksudkan sebagai protes kepada pihak Rektor Unesa atas pembubaran UPT untuk MKU di Unesa, namun lebih merupakan klarifikasi, konsekuensi, dan tindakan yang diperlukan oleh saya pribadi selaku (mantan?) koordinator mata kuliah Filsafat Ilmu.

Sebagai dosen tim Mata Kuliah Filsafat Ilmu di Unesa (sekaligus koordinatornya), sampai saya tuliskan klarifikasi ini, menegaskan bahwa saya belum pernah sekalipun menerima surat resmi "pembubaran" (tanda petik, karena mungkin redaksinya berbeda dengan surat resmi) UPT MPK&K (Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian dan Kependidikan) Unesa. Apalagi surat resmi terkait teknis pelaksanaan perkuliahan paska dileburkannya UPT MPK&K: apakah dosen berjalan sendiri-sendiri, atau dikoordinasikan fakultas masing-masing, atau PR1 bersama Pembantu Dekan 1 setiap fakultas mengkoordinasikan, atau seperti apa.UPT ini sebelum "hilang", adalah unit yang menangani teknis perkuliahan berbagai mata kuliah dasar umum dan pendidikan yang diselenggarakan bagi semua mahasiswa lintas fakultas di Unesa. Penjadualan perkuliahan, koordinasi bahan ajar, hingga pembuatan soal ujian akhir semester dikelola UPT ini. Sebagaimana diketahui, beberapa mata kuliah di dalamnya bersifat nasional, misalnya Pendidikan Agama, sehingga sebenarnya UPT ini bisa merupakan unit penting yang menjadi ujung tombak Pendidikan karakter bagi sivitas akademika di Unesa, karena mata kuliah di dalamnya bersifat mendasar untuk semua mahasiswa dan berorientasi lebih kepada pengembangan kepribadian.

Memang ada pemberitahuan lisan dari mantan Ketua UPT ini, Pak Lukas Sugiarto saat perpisahan dengan beliau, namun harapan saya (juga dosen tim lain) bahwa akan ada surat resmi dari Rektorat (dalam hal ini Pembantu Rektor I Unesa), tidak terrealisasikan. Tentu saja, saya gamang mau bertindak apapun dalam pengelolaan mata kuliah filsafat ilmu. Sebagai lembaga pendidikan yang berreputasi baik, Unesa pasti paham pentingnya adminsitrasi surat menyurat dalam menyikapi paska pembubaran UPT MPK&K. Tetapi sampai detik ini ternyata tidak ada surat yang saya tunggu-tunggu, sehingga soal UAS harus saya buat sendiri. Demikian juga rekan dosen tim yang menghubungi saya, silakan membuat sendiri, setidaknya berkoordinasi sendiri dengan program studi/jurusan tempat mengajar mata kuliah filsafat ilmu.

Saya perlu mohon maaf tidak hanya ke mahasiswa Unesa yang menempuh mata kuliah Filsafat Ilmu semester ini, namun juga dosen tim, karena saya tidak pro-aktif menghubungi anda. Alasannya ya itu tadi, gamang dengan ketidakjelasan teknis tata kelola paska pembubaran UPT, dan bukankah itu tugas administratif "pengelola" MKU di tingkat pusat (PR I dan tim-nya)? Saya tetap optimis dan berbaik sangka bahwa ke depan tata kelola Unesa semakin bagus. Budaya tertib administrasi, transparansi tata kelola dan kebijakan, dan hal-hal lain semoga semakin baik di masa mendatang. Amin.

Catatan:
Sebagai sekedar "bantuan saya" bagi dosen lain yang membutuhkan, klik di sini untuk link unduhan soal Filsafat Ilmu yang sudah ada password-nya. Mohon dimodifikasi dulu soal itu sebelum digunakan. Password bisa menghubungi saya di 081357635674 (contact call, bukan sms, kecuali bagi nomor yang belum saya kenali, mohon sms dulu baru kontak).

Oya, kenapa pula tidak menggunakan elearning unesa? Mohon dimaklumi, sudah beberapa hari ini isi materi filsafat ilmu hilang karena sistem. Saya masih menunggu admin elearning untuk me-recovery.


Baca Selengkapnya →Pasca Pembubaran UPT untuk MKU di Unesa

27 Mei 2012

DRAFT NILAI SEMENTARA PAUD & AKUNTANSI (UPDATE)

Setelah sabar menunggu, akhirnya saya putuskan yang masih terlambat memenuhi berbagai tugas silakan menyusul. Ketentuan menyusul:

  1. Isian soal di buku Filsafat Ilmu (kertas kuning) . - - Kelas PAUD Pemkot A 2009, AKT B dan BB 2009
  2. Tugas makalah yang dikirim via email, - - Kelas PAUD Pemkot A 2009, FE AKT B dan BB 2009
  3. Tugas makalah dan daftar pertanyaan, - - Kelas PAUD A dan B 2009
bagi yang belum ada nilainya, dikumpulkan PRINT-OUT dan keterangan yang diperlukan (misalnya laporan terkirim jika sudah mengirim namun gagal), dengan menemui saya langsung di hari senin, 4 Juni 2012, jam 11 WIB di IKOR-FIK. Tidak melayani kiriman email lagi mulai tanggal 1 Juni 2012.

Silakan donlot draft nilai sementara (UPDATE 1 Juni 2012) dengan klik di sini.

Keterangan:

  • Draft DPNA yang anda unduh di atas, masih bisa berubah (misalnya nilai partisipasi yang kosong), dan langsung saya gabungkan dengan nilai hasil UAS sebagai nilai FINAL paling lambat Minggu, 10 Juni 2012.
  • Nilai partisipasi dominan didapat dari keaktifan di kelas, terutama saat diskusi kelompok
  • nilai tugas dan UTS, ditentukan dari bobot isian materi maupun referensi serta format makalah.


Hal-hal lainnya bisa menghubungi via inbox facebook di http://www.facebook.com/madpram dengan menyebutkan nama kelas, nama lengkap, dan NIM (tanpa itu, tidak saya balas). JANGAN SMS..!

Catatan: tugas via forum diskusi di elearning, langsung saya gabungkan dengan nilai hasil UAS sebagai nilai FINAL...
Baca Selengkapnya →DRAFT NILAI SEMENTARA PAUD & AKUNTANSI (UPDATE)

17 Mei 2012

Kumpulan Berita Plagiarisme PT Edisi Mei 2012

Memang menggiurkan tunjangan guru besar sekarang, sedikitnya 14 Juta per bulan. Plagiat-pun menjadi cara haram untuk meraih giuran itu! Hmm.. na'udzubillahimindzalik!

Sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan saya terhadap kejujuran dan integritas keilmuan akademisi Indonesia saat ini, berikut saya copas beberapa pemberitaan tentang plagiarisme edisi Mei 2012 (tidak sekedar saya link, khawatir suatu saat terhapus oleh server).
Catatan: untuk arti kata dan contoh kasus plagiarisme bisa klik ini  atau ini.

JAKARTA - Di tengah gelombang penolakan terhadap aturan publikasi karya ilmiah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendapatkan suntikan semangat. Ini menyusul ditemukannya praktek plagiat  yang dilakukan tiga dosen calon guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Ketiga dosen calon guru besar UPI yang ditetapkan tersangkut urusan plagiat adalah Cep, Her, dan Len. Ketiganya dari disiplin ilmu yang berbeda-beda. Mendikbud Muhammad Nuh meminta dosen calon guru besar yang telah ditetapkan oleh kampus terbukti bersalah, harus diberikan sanksi yang seberat-beratnya.

"Jika ada sanksi minimal dan maksimalnya, langsung jatuhi sanksi maksimal. Biar jera," kata dia di Jakarta, Senin (5/3).

Nuh menjelaskan, khusus kasus plagiat pemberian hukuman atau sanksi menjadi tanggung jawab kampus. Sebab, kasus ini masuk kategori kejahatan intelektual yang manabrak norma akademik. Sebaliknya jika kejahatan menyangkut urusan duit dan tindak kriminal lainnya, baru diproses aparat penegak hukum.
 
Menteri asal Surabaya itu berpesan supaya kampus menjatuhi sanksi yang keras. Jika sanksinya masih ringan, maka reputasi kampus menjadi pertaruhan. Masyarakat pasti memandang sebelah mata kampus ini. Kampus yang memberikan sanksi ringan terhadap dosen atau mahasiswa pelaku plagiat, dinilai tidak pro penegakan norma akademik.

Mencuatnya kasus plagiat ini, kata Nuh, bukan kasus baru. "Kira-kira bukan ini saja," kata dia. Nuh memandang ada tiga penyebab ada dosen menabrak moral akademik. Pertama demi status sosial, lalu untuk mendapatkan tunjangan guru besar yang mencapai Rp 14 juta per bulan per orang, dan lemahnya sistem pemantauan.

Untuk itu, Nuh semakin bersemangat dengan aturan publikasi ilmiah. Dia memandang, jika semakin banyak karya ilmiah yang dipublikasikan, bisa lebih mudah memantau praktek plagiat. Sebaliknya, jika banyak karya ilmiah yang tidak dipublikasikan atau hanya disimpan di rak kampus, praktek plagiat semakin sulit dipantau.

Mantan Menkominfo itu menjelaskan, publikasi karya ilmiah yang diharuskan untuk syarat kelulusan mahasiswa S1, S2, dan S3 bisa memperbaiki sistem di dunia pendidikan tinggi. Ke depan, kata Nuh, karya ilmiah dari seantero Indonesia akan dimasukkan dalam portal Garuda.

Dengan demikin, untuk mengecek praktek plagiat tinggal memasukkan sejumlah kata kunci di portal itu. "Sudah tidak perlu mencari siapa yang salah. Ayo bersama-sama memperbaiki sistem," kata dia.



Satu Lagi Kasus Plagiat di Bandung

Kasus plagiarisme oleh kalangan doktor yang ingin jadi guru besar tak hanya terjadi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Universitas Padjadjaran mengaku karya disertasi seorang dosennya juga dijiplak oleh seorang calon guru besar dari kampus lain. “Itu dosen tetangga Unpad, tapi bukan dari UPI seperti ramai dugaan sebelumnya,” kata Asisten Direktur I Pascasarjana Unpad, Engkus Kuswarno, kepada Tempo, Senin, 5 Maret 2012.

Sepekan lalu, kata Engkus, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi meminta dirinya memeriksa sebuah judul dan subjudul jurnal ilmiah seorang dosen sebagai pengajuan menjadi guru besar. Namun Dikti tidak menyertakan nama dan asal kampus dosen tersebut.

Ternyata hasilnya ada kesamaan persis dengan disertasi doktor dari Unpad buatan 2008. “Disertasinya tentang pemerintahan. Sama 100 persen dari judul dan 99 persen dari abstrak,” ujarnya. Begitu pula lokasi kajiannya, yaitu tentang pemerintahan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Dikti, ujar Engkus, sebelumnya curiga karena karya tulis dosen plagiat itu diterbitkan dalam jurnal tentang ekonomi dan bisnis, bukan pemerintahan. Penerbitannya oleh sebuah kampus swasta di Jakarta. Hingga saat ini dia mengaku tidak tahu persis nama dan asal dosen tersebut dari kampus mana.

Salah satu kampus tetangga Unpad di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, yang terkait dengan pemerintahan, yaitu Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Namun sejumlah pihak yang coba dikonfirmasi Tempo mengaku tidak tahu soal plagiat. “Mungkin di kampus lain,” kata Kepala Humas IPDN Sudaryana, hari ini. Rektor IPDN I Nyoman Sumaryadi hingga siang ini belum menjawab pertanyaan serupa lewat pesan pendek.

Tahun ini di Bandung kasus plagiat doktor calon guru besar mulai merebak di Universitas Pendidikan Indonesia. Senat Akademik UPI pada Jumat pekan lalu, 2 Maret 2012, menjatuhkan sanksi kepada tiga dosen pelaku. Hukumannya berupa penurunan pangkat dan jabatan serta menggugurkan kenaikan promosi guru besar mereka.


Perlu Klarifikasi untuk Buktikan Plagiarisme

DEPOK, (PRLM).- Soal plagiarisme di dunia akademik, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia, Muhammad Anis, mengatakan pelanggaran akademik yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi kepada calon guru besar UI perlu diklarifikasi kembali. Hal itu karena tidak semua pelanggaran tersebut berujung pada plagiarisme.
Anis mengakui Universitas Indonesia sudah menerima surat dari Dirjen Dikti mengenai pelanggaran akademik tersebut. "Itu (pengembalian berkas) sudah biasa, hanya perlu klarifikasi saja. Memang ada beberapa sumber yang tidak dikenal oleh Dikti, jadi hanya perlu klarifikasi saja," ujar Anis saat dihubungi "PRLM", Senin (5/3/12).
Dia mengatakan, pengembalian berkas makalah oleh Dirjen Dikti disebabkan karena adanya beberapa kekeliruan oleh penulis. Namun hal itu tidak bisa digeneralisasikan sebagai plagiarisme. "Ada beberapa kesamaan, tapi itu tidak berarti langsung bisa dikatakan jiplak. Perlu klarifikasi dulu," kata dia.
Saat ini, menurut Anis, rektorat sudah menyebarkan berkas yang dikembalikan tersebut ke Dekan di tiap fakultas. Berkas tersebut kemudian akan diklarifikasi di masing-masing fakultas.
Plagiator Sulit Dijerat secara Hukum?

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, praktik plagiat telah menabrak norma-norma akademis yang berlaku. Ia mengungkapkan, populasi guru besar di Indonesia saat ini cenderung meningkat secara signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Hal ini menyebabkan adanya kesulitan dalam kurun waktu tersebut mendeteksi telah terjadi praktik plagiat atau tidak.

Hal ini diungkapkannya untuk merespons adanya dugaan plagiarisme oleh tiga calon guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Nuh melanjutkan, pelaku plagiarisme tidak bisa dijerat secara hukum dengan undang-undang yang ada. Pasalnya, menurut dia, mereka hanya melanggar norma-norma akademis yang penyelesaiannya diserahkan kepada perguruan tinggi sebagai pemegang statuta.

"Di situ letak kredibilitas sebuah universitas. Kami hanya bisa menindak jika terjadi pelanggaran norma non-akademis seperti kasus korupsi misalnya," kata Nuh, Senin (5/3/2012) malam, di Gedung Kemdikbud, Jakarta.

Nuh memaparkan, ada beberapa alasan mengapa para plagiator yang berasal dari dunia akademis melakukan tindakan tercela itu. Menurutnya, aksi plagiarisme terjadi karena status sosial akademis yang akan disandang oleh seseorang saat dikukuhkan sebagai guru besar. Kedua, tunjangan yang tinggi. Dan ketiga, lemahnya integritas mereka sebagai ilmuwan.

"Itulah mengapa mereka sampai hati menjiplak karya orang lain," kata Nuh.

Pada Jumat (2/3/2012) lalu, UPI menggelar konferensi pers. Dalam kesempatan itu UPI menyatakan pembatalan pengajuan tiga calon guru besar. Alasannya, karya tulis mereka terbukti menjiplak setelah melalui proses penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai Angka Kredit (TPAK) dari Kemdikbud. 


Tangkal Plagiarisme dengan Transparansi Keilmuan, Efektifkah?
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, untuk mengurangi plagiarisme dibutuhkan transparansi dalam dunia pendidikan. Transparansi keilmuan merupakan syarat agar terciptanya akuntabilitas pendidikan.

Oleh karena itu, kata Nuh, publikasi karya ilmiah menjadi penting sebagai wujud transparansi dari produk-produk ilmu pengetahuan.

"Korupsi yang terjadi juga kan karena tidak adanya transparansi," kata Nuh, Senin (5/3/2012) malam, di Gedung Kemdikbud, Jakarta.

Ia mengakui, ada kesulitan untuk mendeteksi apakah sebuah karya tulis ilmiah terindikasi plagiarisme atau tidak. Akan tetapi, hal itu akan lebih mudah jika karya tulis ilmiah itu menggunakan sumber yang bersifat terbuka, dalam arti bisa diakses oleh siapa saja.

Untuk mencegah plagiarisme semakin merjalela di masa yang akan datang, Nuh merekomendasikan tiga cara untuk mengatasinya. Pertama, memberikan sanksi tegas dan seberat-beratnya untuk setiap praktik plagiarisme. Ini dilakukan agar memberikan efek jera kepada para pelakunya.

Kedua, Tim Penilai Angka Kredit (TPAK) sebagai pintu pertama pengajuan guru besar harus memeriksa dengan teliti  sebelum dilanjutkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Mendikbud.

Ketiga, Nuh menekankan pentingnya sistem informasi untuk mendukung pengawasan plagiarisme. Meski pun, saat ini Indonesia sudah memiliki sistem jurnal online, akan tetapi dinilainya masih kurang.

"Harus dibantu dengan sistem yang mumpuni untuk mengakses sumber terbuka yang lebih banyak. Di sinilah ampuhnya pembangunan budaya transparansi," paparnya.

Sebagai informasi, dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng oleh praktik plagiarisme. Tiga orang yang mengajukan diri sebagai Guru Besar dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung menjadi terduganya.

Pada Jumat (2/3/2012) lalu, UPI menggelar konferensi pers yang menyatakan pembatalan pengajuan tiga calon guru besar tersebut. Alasannya, karya tulis mereka terbukti menjiplak setelah melalui proses penilaian yang dilakukan oleh TPAK dari Kemdikbud.

Potensi Plagiarisme Ada di Semua Kampus

BANDUNG,(PRLM).- Aksi jiplak-menjiplak atau plagiarisme memang sudah terjadi sejak lama. Bahkan beberapa pihak menduga di hampir semua kampus potensi plagiarisme selalu ada.
Salah satu yang dicurigai menjadi pabrik plagiasi karya tulis adalah jasa pengetikan dan bantuan penulisan skripsi, tesis, atau disertasi yang biasanya berlokasi di sekitar kampus.
Di hampir semua kampus, jasa-jasa semacam ini selalu ada. Bukan hanya yang menetap dengan membuka kios, namun juga layanan jasa yang tersembunyi dan dikenal dari mulut ke mulut.
Ditemui di salah satu kios jasa pengetikan, penerjemahan, skripsi, tesisi, dan disertasi di salah satu kawasan pendidikan Kota Bandung, salah seorang pemilik layanan ini mengatakan sudah sekitar 25 tahun berprofesi sebagai penyedia jasa pengetikan dan penerjemah. Namun dia menolak jika tempatnya disebut sebagai pabrik plagiat karya tulis.
"Kalau kami ngambilnya ya dari bahan-bahan dan buku sumber. Ya seperti kita membuat skripsi sendiri. Tidak menjiplak atau ngambil dari skripsi yang lain. Bimbingan seperti biasa, dan mahasiswa tahu semua prosesnya, kita kasih tahu juga bab per bab seperti apa, karena mahasiswa sendiri yang akan bimbingan," katanya.
Pria paruh baya ini mengaku untuk satu skripsi, dipatok harga sekitar Rp 4 juta. Sementara tesis Rp 8 juta. "Desertasi juga bisa, harganya ya lebih tinggi lagi. Selalu ada yang datang dan minta jasa kami, dari mana-mana, mahasiswa perguruan tinggi di Bandung saja," ujarnya.
Untuk satu skripsi, proses pembuatannya sekitar 1-2 bulan. Tergantung dari jenis dan temanya. Jika keilmuan eksakta perlu waktu lebih lama, tapi jika ilmu sosial relatif lebih pendek. "Mahasiswa tetap yang bimbingan, kalau ada koreksi dari dosennya balik lagi ke kita, kita perbaiki lagi," ucapnya.
Pemilik jasa pengetikan lainnya, mengatakan, pihaknya juga bisa memberikan judul dan semua bahan jika mahasiswa yang memesan sama sekali tidak punya bahan.
"Nanti kita kasih outlinenya, diajukan ke dosen, kalau disetujui kita lanjutkan. Tapi kalau eksak dan harus penelitian, ya biasanya harus mahasiswanya langsung. Data kasih ke kita, nanti kita yang mengolah dan mengerjakan data statistiknya," ujarnya.
Skripsi untuk bidang eksak, kata dia, dipatok dengan tarif yang lebih mahal yakni Rp 5 juta. Sementara ilmu sosial dibanderol Rp 4 juta. "Lamanya ya tergantung juga, tapi biasanya yang eksak lebih lama," katanya.
Sementara itu, salah seorang penyedia layanan serupa, sebut saja Asep, mengaku bahan-bahan yang digunakan dalam skripsi "pesanan" biasanya menjiplak dari skripsi-skripsi yang sudah ada.
Sebagian lagi mengambil dari sumber buku sesuai dengan keilmuannya. "Ya satu skripsi sekitar Rp 1,5 juta, bahan nanti dikasih tinggal bimbingan saja.
Kadang kita bikin dan ngambil sumber dari buku, kadang jiplak. Tapi seringnya jiplak dari skripsi orang lain. Ngga ketahuanlah, diedit lagi dibeda-bedain lagi," katanya.
Sementara itu, ketika dimintai komentarnya mengenai plagiarisme, Rektor Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Eddy Soeryanto Soegoto mengatakan, untuk mengetahui karya mahasiswa tersebut orisinil atau tidak sebetulnya sederhana.
Cukup dengan melakukan bimbingan secara intensif, berinteraktsi dengan mahasiswa, membaca setiap lembar, dan mengikuti tahap demi tahap dari tugas akhir atau skripsi yang diajukan mahasiswa. "Jangan hanya main tanda tangan saja. Kalau dosen sudah begitu, maka itu sumber malapetaka," ujarnya.
Sebelum mahasiswa mengusulkan tugas akhir, skripsi atau tesis, kata Eddy, darft usulan tugas akhir harus terlebih dahulu diusulkan. Di situ semua dosen pembimbing mengevaluasi sesuai dengan keilmuannya.
"Interaksi yang utama. Dosen harus tahu sumber referensinya dari mana saja. Penelitian dan data di lapangan seperti apa. Dosen juga harus cek dan ricek serta turun langsung ke lapangan untuk mengecek sehingga konten dari karya yang disusun mahasiswa terjaga," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Eddy, plagiarisme menjadi tanggung jawab moral dosen termasuk pimpinan perguruan tinggi bagaimana agar aksi plagiat atau jiplak menjiplak bisa diminimalisir.
"Belajar dari pengalaman, dan memang potensi itu selalu ada. Jurnal ilmiah seperti yang diinstruksikan Dikti sebetulnya sudah benar karena bisa mencegah duplikasi. Meski memang prosesnya perlu bertahap," tuturnya.
Unikom pun, kata Eddy, memberlakukan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah lolosnya karya-karya hasil plagiat dari seluruh civitas akademika. Bukan hanya karya mahasiswa, juga terhadap semua usulan jabatan fungsional dosen.
"Mulai dari tingkat program studi, fakultas hingga perguruan tinggi. Ini dilakukan supaya tidak ada kesalahan sekecil apapun yang lolos," katanya.
Pada tingkat program studi, kata Eddy, semua usulan yang diajukan akan dinilai oleh dosen senior, lektor, dan lektor kepala. Kemudian dinilai kembali oleh fakultas yang bersangkutan hingga ke tingkat perguruan tinggi.
"Jadi kesalahan apapun akan kelihatan, kalau tidak begitu nanti bisa dijadikan jalan untuk menyalahi aturan yang ada. Meskipun sampai saat ini belum pernah ada dosen di Unikom yang tersandung kasus plagiat. Kalaupun ada, baik itu dosen maupun mahasiswa, tentu akan ada mekanisme yang harus ditempuh. Bahkan kalau sangat parah kampus akan sangat tegas,"ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Bandung Prof. Thaufiq Boesoirie menuturkan, plagiarisme merupakan pelanggaran yang sangat berat. Aturan dari diknas pun sebetulnya sudah ada, begitu juga aturan di masing-masing kampus.
"Supaya tidak menular, langsung diusulkan pada yayasan untuk diberhentikan. Sebab kalau tidak tahu aturannya saya kira tidak mungkin. Plagiarisme dalam penelitian mudah dan cepat, tapi itu perbuatan yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.



Sanksi Terberat bagi Plagiator
Pemerintah mendesak perguruan tinggi memberi sanksi berat kepada pelaku plagiasi. Hal itu diharapkan akan memberikan efek jera terhadap pelanggar norma akademik.
Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Senin (5/3), di Jakarta. ”Perguruan tinggi harus menegakkan hukum. Kredibilitas perguruan tinggi bergantung pada itu,” kata Nuh.
Ia mengakui, tim evaluasi atau penilai angka kredit kurang teliti sehingga masih ada kasus plagiasi yang nyaris lolos. Ia mendorong tim di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi lebih teliti. ”Pemeriksaan dan rekomendasi final ada di saya. Saya periksa dokumen-dokumen pengangkatan guru besar. Beberapa kali saya temukan ada yang tidak cocok. Jika ada yang mengganjal, saya meminta Dirjen Dikti periksa lagi,” kata Nuh.
Selain itu, perlu juga sistem informasi terbuka agar tiap karya ilmiah bisa dilihat publik. Di situ pentingnya publikasi karya ilmiah di jurnal.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Djoko Santoso menambahkan, kasus-kasus plagiasi, terutama di proses pengangkatan guru besar, diduga terjadi karena guru besar merupakan status sosial atau jenjang tertinggi di dunia akademik.
Penghargaan ekonomi untuk guru besar pun semakin tinggi. Seorang guru besar saat ini paling tidak menerima tunjangan Rp 13 juta-Rp 14 juta per bulan. Tunjangan guru besar itu di luar gaji pegawai dan tunjangan fungsional. ”Dulu paling-paling cuma Rp 5 juta per bulan,” kata Djoko.
Selain itu, kata Nuh, plagiasi juga terjadi karena integritas ilmuwan melemah. ”Itu kira-kira alasannya mengapa banyak yang nekat melakukan plagiasi,” ujarnya.

Sumber gambar: berbagai link dari pencarian via google
Baca Selengkapnya →Kumpulan Berita Plagiarisme PT Edisi Mei 2012

04 Mei 2012

Sir Isaac Newton



Sir Isaac Newton, (4 Januari 1643 - 31 Maret 1727; KJ: 25 Desember 1642 – 20 Maret 1727) adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia yang berasal dari Inggris. Beliau merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika modern.
Dengan berbagai hasil karya ilmiah yang dicapainya, Newton menulis sebuah buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, dimana pada buku tersebut dideskripsikan mengenai teori gravitasi secara umum, berdasarkan hukum gerak yang ditemukannya, dimana benda akan tertarik ke bawah karena gaya gravitasi. Bekerja sama dengan Gottfried Leibniz, Newton mengembangkan teori kalkulus. Newton merupakan orang pertama yang menjelaskan tentang teori gerak dan berperan penting dalam merumuskan gerakan melingkar dari hukum Kepler, dimana Newton memperluas hukum tersebut dengan beranggapan bahwa suatu orbit gerakan melingkar tidak harus selalu berbentuk lingkaran sempurna (seperti elipse, hiperbola dan parabola). Newton menemukan spektrum warna ketika melakukan percobaan dengan melewati sinar putih pada sebuah prisma, dia juga percaya bahwa sinar merupakan kumpulan dari partikel-partikel. Newton juga mengembangkan hukum tentang pendinginan yang di dapatkan dari teori binomial, dan menemukan sebuah prinsip momentum dan angular momentum.
Pendapat Kepala Akademi Ilmiah Berlin tentang Newton: "Newton ialah seorang jenius besar yang pernah ada dan paling beruntung, yang tak bisa kita temukan lebih dari suatu sistem dunia untuk didirikan." [See Shapley.]

Masa-masa Awal Isaac Newton
Newton dilahirkan di Woolsthorpe-by-Colsterworth, hamlet di county Lincolnshire lahir secara prematur, dimana saat itu bayi prematur tidak diharapkan kehadirannya di dunia. Ayahnya, Isaac, meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton, dan dua tahun kemudian ibunya, Hannah Ayscough Newton, menikah dengan lelaki lain dan meninggalkan Newton dengan neneknya. Newton merupakan kanak-kanak pintar.
Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937, Simon and Schuster) dan H. Eves:

Newton memulai sekolah saat tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke sekolah bahasa di daerah Grantham dimana dia akhirnya menjadi anak terpandai di sekolahnya. Saat bersekolah di Grantham dia tinggal di-kost milik apoteker lokal yang bernama William Clarke. Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge pada usia 19, Newton sempat menjalin kasih dengan adik angkat William Clarke, Anne Storer. Saat Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran, kisah cintanya dengan menjadi semakin tidak menentu dan akhirnya Storer menikahi orang lain. Banyak yang menegatakan bahwa dia, Newton, selalu mengenang kisah cintanya walaupun selanjutnya tidak pernah disebutkan Newton memiliki seorang kekasih dan bahkan pernah menikah.

Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah The Kings School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton terlihat tidak menyukai pekerjaan barunya. Tapi pada akhirnya setelah meyakinkan keluarga dan ibunya dengan bantuan paman dan gurunya, Newton dapat menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.
Daftar karya Newton
• Method of Fluxions (1671)
• De Motu Corporum (1684)
• Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1687)
• Opticks (1704)
• Reports as Master of the Mint (1701-1725)
• Arithmetica Universalis (1707)
• An Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture(1754)

Sumber : http://id.wikipedia.org (http://id.wikipedia.org/)


Alam dan hukum alam tersembunyi di balik malam.
Tuhan berkata, biarlah Newton ada! Dan semuanya akan terang benderang. ALEXANDER POPE

Isaac Newton, ilmuwan paling besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia, lahir di Woolsthrope, Inggris, tepat pada hari Natal tahun 1642, bertepatan tahun dengan wafatnya Galileo. Seperti halnya Nabi Muhammad, dia lahir sesudah ayahnya meninggal. Di masa bocah dia sudah menunjukkan kecakapan yang nyata di bidang mekanika dan teramat cekatan menggunakan tangannya. Meskipun anak dengan otak cemerlang, di sekolah tampaknya ogah-ogahan dan tidak banyak menarik perhatian. Tatkala menginjak akil baliq, ibunya mengeluarkannya dari sekolah dengan harapan anaknya bisa jadi petani yang baik. Untungnya sang ibu bisa dibujuk, bahwa bakat utamanya tidak terletak di situ. Pada umurnya delapan belas dia masuk Universitas Cambridge. Di sinilah Newton secara kilat menyerap apa yang kemudian terkenal dengan ilmu pengetahuan dan matematika dan dengan cepat pula mulai melakukan penyelidikan sendiri. Antara usia dua puluh satu dan dua puluh tujuh tahun dia sudah meletakkan dasar-dasar teori ilmu pengetahuan yang pada gilirannya kemudian mengubah dunia.

Pertengahan abad ke-17 adalah periode pembenihan ilmu pengetahuan. Penemuan teropong bintang dekat permulaan abad itu telah merombak seluruh pendapat mengenai ilmu perbintangan. Filosof Inggris Francis Bacon dan Filosof Perancis Rene Descartes kedua-duanya berseru kepada ilmuwan seluruh Eropa agar tidak lagi menyandarkan diri pada kekuasaan Aristoteles, melainkan melakukan percobaan dan penelitian atas dasar titik tolak dan keperluan sendiri. Apa yang dikemukakan oleh Bacon dan Descartes, sudah dipraktekkan oleh si hebat Galileo. Penggunaan teropong bintang, penemuan baru untuk penelitian astronomi oleh Newton telah merevolusionerkan penyelidikan bidang itu, dan yang dilakukannya di sektor mekanika telah menghasilkan apa yang kini terkenal dengan sebutan “Hukum gerak Newton” yang pertama.

Ilmuwan besar lain, seperti William Harvey, penemu ihwal peredaran darah dan Johannes Kepler penemu tata gerak planit-planit di seputar matahari, mempersembahkan informasi yang sangat mendasar bagi kalangan cendikiawan. Walau begitu, ilmu pengetahuan murni masih merupakan kegemaran para intelektual, dan masih belum dapat dibuktikan –apabila digunakan dalam teknologi– bahwa ilmu pengetahuan dapat mengubah pola dasar kehidupan manusia sebagaimana diramalkan oleh Francis Bacon.

Walaupun Copernicus dan Galileo sudah menyepak ke pinggir beberapa anggapan ngelantur tentang pengetahuan purba dan telah menyuguhkan pengertian yang lebih genah mengenai alam semesta, namun tak ada satu pokok pikiran pun yang terumuskan dengan seksama yang mampu membelokkan tumpukan pengertian yang gurem dan tak berdasar seraya menyusunnya dalam suatu teori yang memungkinkan berkembangnya ramalan-ramalan yang lebih ilmiah. Tak lain dari Isaac Newton-lah orangnya yang sanggup menyuguhkan kumpulan teori yang terangkum rapi dan meletakkan batu pertama ilmu pengetahuan modern yang kini arusnya jadi anutan orang.

Newton sendiri agak ogah-ogahan menerbitkan dan mengumumkan penemuan-penemuannya. Gagasan dasar sudah disusunnya jauh sebelum tahun 1669 tetapi banyak teori-teorinya baru diketahui publik bertahun-tahun sesudahnya. Penerbitan pertama penemuannya adalah menyangkut penjungkir-balikan anggapan lama tentang hal-ihwal cahaya. Dalam serentetan percobaan yang seksama, Newton menemukan fakta bahwa apa yang lazim disebut orang “cahaya putih” sebenarnya tak lain dari campuran semua warna yang terkandung dalam pelangi. Dan ia pun dengan sangat hati-hati melakukan analisa tentang akibat-akibat hukum pemantulan dan pembiasan cahaya. Berpegang pada hukum ini dia –pada tahun 1668– merancang dan sekaligus membangun teropong refleksi pertama, model teropong yang dipergunakan oleh sebagian terbesar penyelidik bintang-kemintang saat ini. Penemuan ini, berbarengan dengan hasil-hasil yang diperolehnya di bidang percobaan optik yang sudah diperagakannya, dipersembahkan olehnya kepada lembaga peneliti kerajaan Inggris tatkala ia berumur dua puluh sembilan tahun.

Keberhasilan Newton di bidang optik saja mungkin sudah memadai untuk mendudukkan Newton pada urutan daftar buku ini. Sementara itu masih ada penemuan-penemuan yang kurang penting di bidang matematika murni dan di bidang mekanika. Persembahan terbesarnya di bidang matematika adalah penemuannya tentang “kalkulus integral” yang mungkin dipecahkannya tatkala ia berumur dua puluh tiga atau dua puluh empat tahun. Penemuan ini merupakan hasil karya terpenting di bidang matematika modern. Bukan semata bagaikan benih yang daripadanya tumbuh teori matematika modern, tetapi juga perabot tak terelakkan yang tanpa penemuannya itu kemajuan pengetahuan modern yang datang menyusul merupakan hal yang mustahil. Biarpun Newton tidak berbuat sesuatu apapun lagi, penemuan “kalkulus integral”-nya saja sudah memadai untuk menuntunnya ke tangga tinggi dalam daftar urutan buku ini.

Tetapi penemuan-penemuan Newton yang terpenting adalah di bidang mekanika, pengetahuan sekitar bergeraknya sesuatu benda. Galileo merupakan penemu pertama hukum yang melukiskan gerak sesuatu obyek apabila tidak dipengaruhi oleh kekuatan luar. Tentu saja pada dasarnya semua obyek dipengaruhi oleh kekuatan luar dan persoalan yang paling penting dalam ihwal mekanik adalah bagaimana obyek bergerak dalam keadaan itu. Masalah ini dipecahkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang kedua dan termasyhur dan dapat dianggap sebagai hukum fisika klasik yang paling utama. Hukum kedua (secara matcmatik dijabarkan dcngan persamaan F = m.a) menetapkan bahwa akselerasi obyek adalah sama dengan gaya netto dibagi massa benda. Terhadap kedua hukum itu Newton menambah hukum ketiganya yang masyhur tentang gerak (menegaskan bahwa pada tiap aksi, misalnya kekuatan fisik, terdapat reaksi yang sama dengan yang bertentangan) serta yang paling termasyhur penemuannya tentang kaidah ilmiah hukum gaya berat universal. Keempat perangkat hukum ini, jika digabungkan, akan membentuk suatu kesatuan sistem yang berlaku buat seluruh makro sistem mekanika, mulai dari pergoyangan pendulum hingga gerak planit-planit dalam orbitnya mengelilingi matahari yang dapat diawasi dan gerak-geriknya dapat diramalkan. Newton tidak cuma menetapkan hukum-hukum mekanika, tetapi dia sendiri juga menggunakan alat kalkulus matematik, dan menunjukkan bahwa rumus-rumus fundamental ini dapat dipergunakan bagi pemecahan problem.

Hukum Newton dapat dan sudah dipergunakan dalam skala luas bidang ilmiah serta bidang perancangan pelbagai peralatan teknis. Dalam masa hidupnya, pemraktekan yang paling dramatis adalah di bidang astronomi. Di sektor ini pun Newton berdiri paling depan. Tahun 1678 Newton menerbitkan buku karyanya yang masyhur Prinsip-prinsip matematika mengenai filsafat alamiah (biasanya diringkas Principia saja). Dalam buku itu Newton mengemukakan teorinya tentang hukum gaya berat dan tentang hukum gerak. Dia menunjukkan bagaimana hukum-hukum itu dapat dipergunakan untuk memperkirakan secara tepat gerakan-gerakan planit-planit seputar sang matahari. Persoalan utama gerak-gerik astronomi adalah bagaimana memperkirakan posisi yang tepat dan gerakan bintang-kemintang serta planit-planit, dengan demikian terpecahkan sepenuhnya oleh Newton hanya dengan sekali sambar. Atas karya-karyanya itu Newton sering dianggap seorang astronom terbesar dari semua yang terbesar.

Apa penilaian kita terhadap arti penting keilmiahan Newton? Apabila kita buka-buka indeks ensiklopedia ilmu pengetahuan, kita akan jumpai ihwal menyangkut Newton beserta hukum-hukum dan penemuan-penemuannya dua atau tiga kali lebih banyak jumlahnya dibanding ihwal ilmuwan yang manapun juga. Kata cendikiawan besar Leibniz yang sama sekali tidak dekat dengan Newton bahkan pernah terlibat dalam suatu pertengkaran sengit: “Dari semua hal yang menyangkut matematika dari mulai dunia berkembang hingga adanya Newton, orang itulah yang memberikan sumbangan terbaik.” Juga pujian diberikan oleh sarjana besar Perancis, Laplace: “Buku Principia Newton berada jauh di atas semua produk manusia genius yang ada di dunia.” Dan Langrange sering menyatakan bahwa Newton adalah genius terbesar yang pernah hidup. Sedangkan Ernst Mach dalam tulisannya di tahun 1901 berkata, “Semua masalah matematika yang sudah terpecahkan sejak masa hidupnya merupakan dasar perkembangan mekanika berdasar atas hukum-hukum Newton.” Ini mungkin merupakan penemuan besar Newton yang paling ruwet: dia menemukan wadah pemisahan antara fakta dan hukum, mampu melukiskan beberapa keajaiban namun tidak banyak menolong untuk melakukan dugaan-dugaan; dia mewariskan kepada kita rangkaian kesatuan hukum-hukum yang mampu dipergunakan buat permasalahan fisika dalam ruang lingkup rahasia yang teramat luas dan mengandung kemungkinan untuk melakukan dugaan-dugaan yang tepat.

Dalam uraian yang begini ringkas, adalah mustahil membeberkan secara terperinci penemuan-penemuan Newton. Akibatnya, banyak karya-karya yang agak kurang tenar terpaksa harus disisihkan biarpun punya makna penting di segi penemuan dalam bidang masalahnya sendiri. Newton juga memberi sumbangsih besar di bidang thermodinamika (penyelidikan tentang panas) dan di bidang akustik (ilmu tentang suara). Dan dia pulalah yang menyuguhkan penjelasan yang jernih bagai kristal prinsip-prinsip fisika tentang “pengawetan” jumlah gerak agar tidak terbuang serta “pengawetan” jumlah gerak sesuatu yang bersudut. Antrian penemuan ini kalau mau bisa diperpanjang lagi: Newtonlah orang yang menemukan dalil binomial dalam matematika yang amat logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Mau tambah lagi? Dia juga, tak lain tak bukan, orang pertama yang mengutarakan secara meyakinkan ihwal asal mula bintang-bintang.

Nah, sekarang soalnya begini: taruhlah Newton itu ilmuwan yang paling jempol dari semua ilmuwan yang pernah hidup di bumi. Paling kemilau bagaikan batu zamrud di tengah tumpukan batu kali. Taruhlah begitu. Tetapi, bisa saja ada orang yang mempertanyakan alasan apa menempatkan Newton di atas pentolan politikus raksasa seperti Alexander Yang Agung atau George Wasington, serta disebut duluan ketimbang tokoh-tokoh agama besar seperti Nabi Isa atau Budha Gautama. Kenapa mesti begitu?

Pertimbangan saya begini. Memang betul perubahan-perubahan politik itu penting kalau tidak teramat penting. Walau begitu, bagaimanapun juga pada umumnya manusia sebagaian terbesar hidup nyaris tak banyak beda antara mereka di jaman lima ratus tahun sesudah Alexander wafat dengan mereka di jaman lima ratus sebelum Alexander muncul dari rahim ibunya. Dengan kata lain, cara manusia hidup di tahun 1500 sesudah Masehi boleh dibilang serupa dengan cara hidup buyut bin buyut bin buyut mereka di tahun 1500 sebelum Masehi. Sekarang, tengoklah dari sudut perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam lima abad terakhir, berkat penemuan-penemuan ilmiah modern, cara hidup manusia sehari-hari sudah mengalami revolusi besar. Cara berbusana beda, cara makan beda, cara kerja dan ragamnya beda. Bahkan, cara hidup santai berleha-leha pun sama sekali tidak mirip dengan apa yang diperbuat orang jaman tahun 1500 sesudah Masehi. Penemuan ilmiah bukan saja sudah merevolusionerkan teknologi dan ekonomi, tetapi juga sudah mengubah total segi politik, pemikiran keagamaan, seni dan falsafah. Sangat langkalah aspek kehidupan manusia yang tetap “jongkok di tempat” tak beringsut sejengkal pun dengan adanya revolusi ilmiah. Alasan ini –sekali lagi alasan ini– yang jadi sebab mengapa begitu banyak ilmuwan dan penemu gagasan baru tercantum di dalam daftar buku ini. Newton bukan semata yang paling cerdas otak diantara barisan cerdas otak, tetapi sekaligus dia tokoh yang paling berpengaruh di dalam perkembangan teori ilmu. Itu sebabnya dia peroleh kehormatan untuk didudukkan dalam urutan hampir teratas dari sekian banyak manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Newton menghembuskan nafas penghabisan tahun 1727, dikebumikan di Westminster Abbey, ilmuwan pertama yang memperoleh penghormatan macam itu.

Sumber :
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Baca Selengkapnya →Sir Isaac Newton

30 April 2012

Peta Genom: Peta Terhebat yang Pernah Ada

 


“Nyatalah. Ini peta terhebat dan terpenting yang pernah dibuat umat manusia.” (Presiden Bill Clinton)

Pada pukul 06.00, 26 Juni 2000 di Gedung Putih, berlangsung sebuah peristiwa penting dalam sejarah perkembangan umat manusia yang telah berjalan selama 100.000 tahun ini. Seorang ilmuwan yang bernama Craig Venter naik ke atas podium dan mengumumkan telah selesainya penyusunan sequence kode genetik manusia. “Untuk pertama kalinya, spesies kita dapat membaca zat-zat kimia penyusun kode genetik manusia,” ujar Craig.

Hasil penemuan ini kemudian dipublikasikan di jurnal bergengsi Science pada 16 Februari 2001. Makalah itu ditulis oleh 283 orang , panjangnya 47 halaman, dan menampilkan peta lipat genom manusia selebar 1,5 m yang berwarna, serta rujukan ke data pelengkap di situs jaringan Science. Keberhasilan para ilmuwan dalam memetakan kode genetik manusia ini merupakan salah satu pencapaian dari sebuah proyek internasional yang bernama Human Genome Project (HGP).

Sebuah proyek raksasa
HGP resmi dimulai pada bulan Oktober 1990. Tujuannya adalah untuk menentukan urutan lengkap dari 3 miliar subunit DNA, mengidentifikasi seluruh gen manusia, membuatnya dapat diakses lebih jauh untuk kepentingan penelitian biologi, dan mempelajari berbagai dampak sosial, etis, bahkan dampak politis yang timbul dari pemetaan yang dilakukan. Sebelumnya para peneliti juga telah memetakan kode genetik dari 24 spesies, dari jenis virus sampai bakteri, tanaman dan serangga, dan kini manusia. Hasilnya memperlihatkan bahwa semua organisme disatukan oleh satu kode genetik yang berlaku umum.

Proyek ini adalah sebuah kerja raksasa karena sekitar 3,5 milyar huruf dalam genom manusia harus dibaca. Jika diandaikan sebuah buku, dan kecepatan rata-rata orang membaca sepuluh huruf adalah satu detik. Maka buku itu akan selesai dibaca dalam sepuluh tahun (tanpa henti) dengan perhitungan bahwa kecepatan sepuluh huruf per detik sama dengan 600 huruf per menit, 36.000 huruf per jam, 864.000 huruf per hari dan 315.360.000 basa per tahun.

Awalnya, proyek ini direncanakan selesai dalam 15 tahun. Akan tetapi, perkembangan teknologi yang pesat membuat proyek ini selesai lebih cepat dari yang direncanakan. Draft pertama selesai pada Juni 2000 dan hasil akhir yang berupa peta genom manusia yang sempurna selesai seluruhnya pada tahun 2003.
Selama 13 tahun tersebut proyek ini berjalan di bawah koordinasi Departemen Energi Amerika Serikat dan Institut Kesehatan Nasional. Lebih dari 15 negara terlibat dalam proyek ini yaitu diantaranya Australia, Brazil, Kanada, China, Denmark, Perancis, Jerman, Israel, Italia, Jepang, Korea, Meksiko, Belanda, Rusia, Swedia, dan Inggris. Inilah upaya ilmiah terorganisasi terpenting yang pernah ada.

Genom manusia
Kata genom berasal dari gene (gen) dan chromosome (kromosom). Genom adalah seluruh DNA yang terdapat pada sebuah organisme, di dalamnya mencakup gen. Gen membawa informasi untuk membuat seluruh protein yang diperlukan untuk aktivitas hidup organisme. Protein ini akan menentukan bagaimana penampilan organisme tersebut, seberapa baik fungsinya dalam metabolisme makanan, bagaimana daya tahannya terhadap infeksi, dan bagaimana organisme tersebut berperilaku.

DNA terbentuk dari 4 zat kimia yang sama (disebut basa dan diberi kode A, T, C, dan G). yang berulang-ulang jutaan atau miliaran kali di dalam genom. Genom manusia, sebagai contoh memiliki 3 miliar pasang basa.

Susunan As, Ts, Cs, dan Gs dalam DNA suatu organisme adalah “cetak biru” organisme tersebut. Susunan itu menentukan seluruh keberagaman kehidupan yang ada di dunia, menentukan apakah suatu organisme itu manusia atau spesies lain seperti jamur, nasi atau buah-buahan. Setiap organisme memiliki susunan genom tersendiri dan inilah fokus proyek genom. Karena seluruh organisme disatukan oleh suatu kode genetik yang berlaku umum, data yang didapat dari genom selain manusia juga memberikan pengetahuan baru tentang genom manusia.

Pada genom manusia, kira-kira 3,5 miliar pasang basa tersusun di dalam kromosom dan masing-masing individu memiliki susunan yang unik. Konsensus memprediksikan terdapat sekitar 20.000-25.000 gen pada tubuh manusia, tetapi tidak semua peneliti genom setuju. Untuk mendapatkan gambaran ukuran genom yang ada pada setiap sel manusia, maka dapat dianalogikan seperti berikut : Jika urutan DNA dari genom manusia disusun dalam suatu buku, maka jumlah buku yang diperlukan untuk menuliskan semuanya akan sama dengan 200 buah buku telepon kota Manhattan yang setiap bukunya berisi 1000 halaman.

Menyimpan seluruh informasi ini adalah tantangan terbesar untuk pakar komputer yang dikenal dengan spesialis bioinformatik. 1 juta basa (disebut megabasa dan disingkat Mb) dari data urutan DNA secara kasar sama dengan 1 megabytes ruang data penyimpanan komputer. Karena genom manusia terdiri dari 3 miliar pasang basa, 3 gigabytes ruang data penyimpanan komputer diperlukan untuk menyimpan data seluruh genom ini. Itu hanya mencakup data nukleotida saja dan tidak termasuk penjelasan dan informasi lain yang menyertainya.

Revolusi pengobatan
Pemetaan kode genetik manusia akan memberikan keuntungan yang fantastis untuk kehidupan manusia, beberapa sudah dapat diperkirakan namun beberapa lagi akan mengejutkan kita semua. Informasi tentang DNA yang lengkap dan mendetail akan menjadi kunci untuk memahami struktur, organisasi, dan fungsi DNA dalam kromosom. Peta genom dari organisme lain pun telah menyediakan informasi tentang sistem biologis yang kompleks. Pengumpulan informasi dan pengembangan teknologi ini akan membawa revolusi terhadap eksplorasi dunia biologi di masa depan serta dapat diaplikasikan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pertanian, produksi energi, dan perbaikan lingkungan.
genom
Salah satu bidang yang akan turut sangat berkembang pesat adalah dunia kedokteran. Pengetahuan mengenai efek variasi DNA pada individu dapat membawa perubahan pada cara mendiagnosis, mengobati, serta mencegah kelainan yang ditimbulkan oleh kelainan gen. Banyak orang memiliki gen yang tidak sempurna dalam tubuhnya. Namun gen tersebut baru menimbulkan efek ketika berinteraksi dengan faktor lingkungan dan cara hidup tertentu. Sekitar 2.000-5.000 kelainan gen diduga menimbulkan penyakit. Termasuk penyakit-penyakit yang banyak diderita saat ini seperti diabetes, jantung koroner, hipertensi, trombosis vena, arthritis, dan kanker. Namun karena belum jelas berapa banyak gen yang terlibat, proses penanganannya belum efektif dan efisien.

Identifikasi gen dan hubungannya dengan penyakit atau kelainan tertentu akan mempercepat dan mengefisienkan proses penanganannya. Apabila hal ini telah dapat dipahami sepenuhnya, maka cara pengobatan tidak lagi bersifat trial and error. Sejak 1990-an telah ditemukan 500-an target biologis yang menjadi sasaran obat. Dengan pemetaan genom, 500 target biologis lainnya akan menyusul. Disamping itu, penemuan gen penyebab penyakit membuka peluang ditemukannya penyembuhan penyakit lewat terapi gen. Metode terapi gen atau transfer gen cukup memberi harapan untuk penanganan penyakit yang belum ditemukan obatnya seperti kanker dan AIDS. Caranya adalah mengganti atau menyuntikkan tambahan gen untuk merangsang kekebalan. Teknologi ini ternyata juga dikembangkan untuk memproduksi protein manusia dalam jumlah besar bagi kepentingan farmasi, serta merekayasa organ-organ hewan agar menyerupai organ manusia untuk kepentingan transplantasi. Caranya adalah mentransfer gen manusia ke hewan.

Beberapa tahun terakhir, para ilmuwan mengatakan bahwa tantangan terbesar bagi dunia kedokteran abad ini yaitu menguraikan hubungan gen, faktor lingkungan, berbagai jenis penyakit, dan respons tubuh terhadap pengobatan. Dengan kemajuan dalam analisis genom, semua tantangan tersebut akan dapat dijawab dalam waktu dekat.


Sumber :
1. Intisari Juni 2008
2. http://www.freemedicaljournals.com
3. http://www.genetics.org/contents-by-date.0.shtml
4.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?call=bv.View..ShowSection&rid=gnd.preface.91
5. http://www.ornl.gov/sci/techresources/Human_Genome/home.shtml 

Diambil sesuai aslinya: http://myhealing.wordpress.com/2008/07/05/peta-genom-peta-terhebat-yang-pernah-ada/
Baca Selengkapnya

Format File Ebook

Sebagai akademisi yang sering berhubungan dengan pencarian data melalui internet, pastinya pernah atau bahkan sering berurusan dengan Ebook (electronic book, buku elektronik). Berbeda dengan aplikasi pengolah kata seperti Microsoft Office, OpenOffice, dan sebagainya dengan berbagai output format file seperti DOC, PPT, ODT, dll, format file Ebook lazimnya tidak bisa diedit langsung dari aplikasi pembaca (reader). Beberapa format file yang umum dipakai untuk Ebook misalnya PDF, LIT, EPUB, PDB, dan sebagainya. Tampilan file berformat PDF dan semacamnya yang lazim untuk Ebook, biasanya lebih memanjakan mata pembacanya dibandingkan dengan format file pengolah kata.

Berikut link download beberapa software pembaca ebook versi gratis. Software gratisan ini berasal dari beberapa alamat situs/blog, dan khusus PDF reader, link berasal langsung dari situs pembuatnya. Klik pada nama aplikasi untuk memulai proses pengunduhannya.

- PDB maker (252 kb)
- Ereader/ PDB Viewer (3.53 MB)
- LIT Maker Pembuat ebook LIT
- LIT Reader Pembaca ebook LIT (3.48 MB)
- CHM Maker Pembuat ebook CHM (27.3 MB)
- PDF Maker (add on MS Office 2007/2010)
- PDF Reader di sini
- DJVU Maker Pembuat ebook DJVU (4.94 MB)
- DJVU Reader Pembaca ebook DJVU (7.71 MB)
- EPUB Creator Pembuat ebook bertipe epub
- Epub Reader Membaca ebook Epub (4.88 MB)

Tentu saja, sebagaimana buku cetak, kita bisa saja mengutip sebagian atau seluruh isi Ebook, dengan memindahkan (meng-copy atau mengkonversi) ebook ke aplikasi pengolah kata terlebih dahulu. Banyak software yang bisa diandalkan untuk mengkonversi baik dari format file umum Ebook ke format pengolah kata atau sebaliknya. Atau, apabila secara manual, ya tinggal diblog dan dicopy kalimat yang kita kehendaki dari PDF misalnya, lalu kita paste ke aplikasi pengolah kata.

Catatan:
Tulisan sederhana ini saya maksudkan untuk membantu pembaca-pemula yang mungkin bertemu format file suatu ebook yang dikehendaki, namun belum memiliki atau mungkin belum paham cara membuka dan membacanya. Apabila ada kesulitan, silakan isi komentar di bawah...
Baca Selengkapnya →Format File Ebook

29 April 2012

Belajar dari Setan: Operasionalisasi Fungsi Ilmu

Rasa ingin tahu (curiousities) dan kebutuhan hidup (needs), adalah dua "pemantik" pengetahuan manusia (rasional maupun irasional), hingga nyalanya mencapai tahap radikal: di satu sisi nyala itu menerangi kita, namun efek kobarannya juga mampu membumihanguskan peradaban manusia! Pengetahuan manusia banyak ragamnya, mulai dari pengetahuan sehari-hari, pengetahuan agama, pengetahuan filsafat, pengetahuan seni, dan sebagainya. Salah satu jenis pengetahuan yang "dikultuskan" pada zaman ini adalah pengetahuan ilmiah atau yang bisa kita sebut ilmu pengetahuan (atau ilmu begitu saja). Ilmu apapun jenisnya, baik dari golongan ilmu-ilmu kealaman (IPA) maupun ilmu-ilmu sosial dan humaniora, membawa manusia hingga sampai ke tahap "be co-creator of God" (teman Tuhan dalam mencipta), yang sekaligus menunjukkan juga potensi ilmu untuk menggugat eksistensi manusia di hadapan dirinya sendiri, alam, dan Tuhan. "Pengetahuan adalah kekuasaan", kata Francis Bacon. Pemetaan dan rekayasa genetika, nano technology, dan nuklir adalah tiga tema utama ilmu hari ini yang menunjukkan kuasa ilmu. Inilah kenapa Promotheus dihukum Dewa karena membuka kotak yang isinya sesuatu yang amat berbahaya bagi kedudukan Dewa jika sampai diketahui manusia: ilmu.

Tulisan ini tidak hendak serius mengeksplorasi filsafat ilmu dalam wacana eksistensi manusia itu, namun menawarkan refleksi ringan dengannya wawasan pengetahuan terlenturkan. Laju pengetahuan individual manusia bersamaan dengan rasa ingin tahu dan kebutuhan, tentu memerlukan piranti pengolah bahan mentah pengetahuan untuk diolah sesuai pakem pengetahuan yang pas. Piranti yang saya maksud bisa dalam bentuk rasio (2+3=5), indera (api itu panas), "kata mereka" (dia itu ibuku), agama (adanya neraka), dan sebagainya. Sedangkan bahan mentah itu unlimited dalam hal objek dan kemungkinan sampai ke tangan kita untuk diolah. Bisa saja berupa tulisan blog sebagaimana yang saya tulis ini, bisa dengan tadabbur, memikirkan kemenjadian semesta saat di pegunungan, atau bahkan berupa percikan ide saat melihat apel jatuh dari pohon sebagaimana dialami Newton yang membuahkan eksposisi gaya gravitasinya yang menjagad.

Belajar dari Setan

Fungsi ilmu bisa diidentifikasi dalam tiga hal: (a) fungsi penjelasan: memberikan gambaran atau penjelasan suatu objek pengetahuan; (b) fungsi peramalan: memprediksikan akibat jika suatu hal atau kejadian berlangsung di masa depan; (c) fungsi pengendalian: membekali kita dengan seperangkat pengetahuan untuk mengendalikan (mencegah, mengantisipasi) suatu hal atau kejadian sehingga tidak merugikan kita. Ketiga fungsi ini tidak harus dimaknai secara ketat dalam koridor ilmu-ilmu positif yang dipelopori Auguste Comte si Bapak Sosiologi, namun bisa kita maknai secara individual dan unik. Hal ini berarti mampunya kita mengoperasionalisasi fungsi-fungsi ilmu itu dengan diandaikan kita sudah "mengenal apa, bagaimana, dan kemana-nya kita" (kata "kita" dalam tulisan ini tidak dibatasi pada subjek-subjek individual unik, namun bisa mencakup subjek non-individual seperti komunitas ilmuwan atau lembaga tertentu). Salah satu contoh operasionalisasi ketiga fungsi ini adalah belajar dari setan.

Dalam rangka memperoleh pengetahuan (rasional, emosional, spiritual), sebagaimana penjelasan saya di atas, kita bisa belajar dari mana saja untuk memperoleh sebanyak mungkin manfaat positip, dan menjauhi hal-hal negatif. Setan kita kenal dari agama, dan hal-hal buruk dilekatkan padanya. Tentu iman kita mengafirmasi keburukan itu. Bagaimanapun dalam konteks pengetahuan, bahan mentah bisa dari apa saja. "Carilah hikmah walau dari pengemis", demikian kalimat terkenal dalam suatu agama. Artinya, setan pun tidak hanya membawa keburukan (meskipun setannya sendiri buruk), persepsi kreatif manusia sesungguhnya mampu menarik hal positif dari yang negatif. Bukankah kita menjadi lebih berhati-hati (menarik hal positif), dari dua kasus pembuangan mayat di Unesa akhir april 2012 ini (hal negatif)?


Operasionalisasi ketiga fungsi ilmu (penjelasan, peramalan, pengendalian) dengan belajar dari setan bisa lebih mudah dicerna jika kita memang sebelumnya sudah mengenal "siapa itu setan" (fungsi penjelasan), sehingga kita mampu meramalkan apa yang akan terjadi pada kita jika melawan atau mengikutinya (fungsi peramalan), dan dengan itu kita menyadari sepenuhnya bagaimana dengan penjelasan dan prediksi itu kita harus mengendalikan diri kita agar terhindar dari kerugian atau sebailknya, mengendalikan diri kita agar memperoleh keuntungan darinya. Berikut ini 7 sifat setan yang kita kenal dari agama itu, yang bisa kita ambil hikmah positipnya:

1. Pantang menyerah
Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan manusia banyak yang mudah menyerah dan malah sering mengeluh dalam menggapai sesuatu.

2. Kreatif
Setan akan mencari cara apapun dan bagaimanapun untuk menggoda manusia agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin enaknya saja, banyak yang malas. Kebanyakan dari manusia selalu ingin mendapatkan mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan, padahal cara instan tersebut bisa merugikan orang lain. Yang Haram dianggap menjadi hal yang wajar(Halal)

3. Konsisten
Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada pekerjaannya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan manusia banyak yang mengeluhkan pekerjaannya, padahal banyak manusia lain yang masih nganggur dan membutuhkan pekerjaan.

4. Solider
Sesama setan tidak pernah saling menyakiti, bahkan selalu bekerjasama untuk menggoda manusia. Sedangkan manusia, jangankan peduli terhadap sesama, kebanyakan malah saling bermusuhan, membunuh dan menyakiti.

5. Jenius
Setan itu paling pintar otaknya dalam mencari cara agar manusia tergoda. Sedangkan manusia banyak yang tidak kreatif, bahkan banyak yang jadi peniru dan plagiat, tidak mau menciptakan ide-ide baru.

6. Tanpa Pamrih
Setan itu bekerja 24 Jam tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sedangkan manusia, tidak dibayar tidak akan dilakukan. Materi seharusnya bukanlah hal yang terpenting dalam hidup ini! Harusnya kita saling membantu kepada sesama umat manusia.

7. Suka berteman dan kompak
Setan adalah mahluk yang selalu ingin berteman, berteman agar banyak temannya di neraka kelak. Sedangkan manusia banyak yang lebih memilih mementingkan diri-sendiri dan egois. Manusia dalam mengerjakan sesuatu cenderung ingin menonjolkan kemampuannya sendiri dibanding bekerja sama dengan orang lain.

Penutup

Refleksi ringan ini saya tulis tidak dengan motif agama, namun dorongan kreativitas ilmu. Dunia membutuhkan tidak hanya orang pandai, namun juga orang kreatif. Kreativitas, salah satunya bisa dimunculkan dengan berpikir "out of the box", nakal, bahkan gila-gilaan. Daya kreativitas inilah yang memampukan fungsi-fungsi ilmu mampu beroperasi secara tanggap jaman (visioner). Semoga bermanfaat.

Ref.: http://www.revolmedia.us/2011/08/ternyata-setan-juga-punya-sifat-positif.html
Baca Selengkapnya →Belajar dari Setan: Operasionalisasi Fungsi Ilmu

16 Februari 2012

Karya Plagiat Paling Legendaris di Indonesia

Jiplak menjiplak bukan kasus baru di Indonesia. Hal ini bahkan dianggap sebagai sebuah seni, trik, atau kebiasaan untuk mencapai suatu tujuan. Umumnya, kasus jiplakan atau plagiat sering menerpa di dunia pendidikan.

Kita tentu masih ingat dengan kasus plagiarisme yang melibatkan Profesor Anak Agung Banyu Perwita PhD, dosen Universitas Parahyangan Bandung. Kasus ini merebak setelah surat kabar The Jakarta Post memasang pengumuman bahwa artikel Prof Banyu menjiplak. Tulisannya yang berjudul ”RI as a New Middle Power?” dimuat The Jakarta Post pada 16 November 2009. Namun, setelah diusut redaktur koran itu, tulisan Prof Banyu ternyata menjiplak karya tulis ilmiah milik Carl Ungerer, ”The Middle Power Concept in Australian Foreign Policy”. Artikel tersebut diterbitkan Australian Journal of Politics and History: Volume 53, Number 4, pada 2007. Tak pelak, berita ini menghebohkan dunia pendidikan Indonesia. Apalagi, Universitas Parahyangan menemukan fakta bahwa Prof Banyu empat kali menjiplak (Detik.com, 9/2/2010). Busyet!
Belum reda kasus tersebut, alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) tersangkut kasus serupa. Empat warga ITB itu dilaporkan IEEE Xplore menjiplak paper berjudul ”3D Topological Relations for 3D Spatial Analysis” karya Siyka Zlatanova (Kompas, April 2010). Empat orang tersebut adalah Mochammad Zuliansyah, Suhono Harso Supangkat, Yoga Priyana, dan Carmadi Machbub. ITB berang bukan main dan merasa dibohongi. Sebagai sanksi, gelar doktor Zuliansyah dicabut. Sebelumnya, pada Januari 2010, di Riau pangkat sekitar 1.700 guru golongan 3B diturunkan menjadi 3A karena terbukti menjiplak karya tulis ilmiah (JPNN, 31/1/2010). Kasus serupa yang terkait dengan sertifikasi terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Plagiator Legendaris
Namun, kasus-kasus plagiarisme semacam itu bukan baru-baru ini terjadi. Jauh pada masa mempertahankan kemerdekaan RI, kasus plagiat telah terjadi. Yang heboh, kasus ini melibatkan salah seorang penyair ternama Indonesia, Chairil Anwar. Dugaan plagiat itu terjadi pada puisi berjudul Karawang-Bekasi. Puisi legendaris yang ditulis Chairil tersebut dituding menjiplak karya Archibald Mac Leish. Puisi Mac Leish itu berjudul The Young Dead Soldiers Do Not Speak. Siapa sih yang tak kenal Chairil Anwar? Sang maestro puisi angkatan ’45 itu wafat dalam usia 27 tahun. Penyair kelahiran Medan, 26 Juli 1922 tersebut menghabiskan tujuh tahun untuk berkarya. Menurut H.B. Jassin, dalam jangka waktu tujuh tahun masa berkarya tersebut, Chairil menghasilkan sekitar 94 karya. H.B. Jassin mengategorikannya dalam tiga jenis karya. Yakni, karya saduran (4 sajak), karya terjemahan (10 sajak, 4 prosa), dan karya asli (70 sajak, 6 prosa).Salah satu karya plagiat Chairil yang paling legendaris adalah puisi Karawang-Bekasi. Ada beberapa bait yang mirip (saduran) dengan puisi The Young Dead Soldiers. Berikut beberapa bait yang mirip itu.
(-) Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami?
(+) Nevertheless they are heard in the still houses: who has not heard them?

(-) Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
(+) They have a silence that speaks for them at night and when the clock counts.

(-) Kami mati muda.Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami.
(+) They say, We were young. We have died. Remember us.

(-) Kami sudah coba apa yang kami bisa
(+) They say, We have done what we could but until it is finished it is not done.

(-)  Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
(+) They say, We have given our lives but until it is finished no one can know what our lives gave.

Kendati ada karyanya yang saduran, Indonesia berterima kasih kepada Chairil Anwar. Dia dinilai mampu menggelorakan semangat juang mempertahankan kemerdekaan RI lewat puisi-puisinya yang bergelora. Meski demikian, perlu ditanamkan pula kepada generasi muda saat ini bahwa tindakan menyadur dan menjiplak bisa merugikan, bahkan mencederai suatu institusi atau bangsa.

Kita tentu tak mau disebut sebagai kreator yang cuma bisa menjiplak. Kalaupun ingin mengutip, ada cara yang lebih elegan. Yakni, menyebutkan sumbernya. Kita bangsa yang beretika. Salah satunya, etika dalam menghargai karya diri sendiri dan orang lain. Apa artinya karya kita dipuji orang lain kalau itu merupakan hasil menjiplak.

Sumber: Eko Prasetyo,www.samuderaislam.blogspot.com
Baca Selengkapnya →Karya Plagiat Paling Legendaris di Indonesia

06 Februari 2012

“BARAT: TIDAK!, TIMUR: BINGUNG...”

By: Made Pramono

Tulisan ini terinspirasi kritik saya sendiri ke seorang pembicara yang demikian bangganya bisa mereview puluhan teori kepemimpinan Barat, dan menggunakan hasil review dia untuk meneropong, mengkritik, dan menelanjangi kondisi negeri sendiri. Tanpa bermaksud menyudutkan hak dia untuk bebas berpetualang di lautan permasalahan intelektualitas, saya hanya sedikit mengingatkan di tulisan saya ini, bahwa kelatahan berteori a la Barat sesungguhnya dapat terjerumus ke penjajahan model baru yang mengikis kebanggaan kita untuk mengeksplorasi kearifan-kearifan Timur beserta sistem pemikirannya. Bisa saja ini akan terkait dengan konsep-konsep postkolonialisme, neoliberalisme, dll, tetapi saya mencoba menghindar berteori dari semua itu dan mengajukan pemikiran saya (murni logika pemikiran, yang mungkin juga sudah terjangkit virus westerisasi itu), untuk memotivasi akademisi yang hendak merevitalisasi local wisdom ketimuran.

Sebagian besar akademisi/peneliti di negeri ini memprodusir olahan teori Barat. Tak bisa dipungkiri, bahwa Barat dalam hal keilmuan (natural sciences maupun social sciences) lebih dulu beberapa langkah dari Timur. Suasana demokratisasi ilmu, keberlimpahan sistem dan fasilitas untuk melakukan riset, dan penghargaan atas terobosan ilmiah baru memang lebih unggul Barat. Hal ini (disadari atau tidak) merembes dan mengepung tradisi berpikir Timur. Sikap yang revivalis, akomodatif, dan yang hendak mengawinkan tradisi berpikir Barat dan Timur, ditampakkan oleh akademisi/peneliti Timur. Namun tampaknya memang kultur barat dengan dibantu oleh berbagai media dan teknologi yangmenyertai, pada akhirnya sampai di masa sekarang ini dengan kemilaunya yang menyudutkan pemikiran-pemikiran yang revivalis. Bahasan tentang ini sudah banyak yang menggali dan memetakan, saya mungkin generasi kesekian yang kemudian angkat bicara di level yang tidak megah ini, berharap minimal terurainya keresahan intelektual saya akan rangsekan tradisi Barat yang semoga tidak meninabobokan kita untuk kemudian “bangga dengan Barat, malu sebagai orang Timur”.

Masalahnya memang kultur Indonesia masih jauh dari ideal untuk melahirkan berbagai langkah terobosan untuk disegani pemikiran-pemikiran anak bangsa ini di dunia pemikiran internasional, apalagi di segani di negeri sendiri! Eksplorasi kearifan dan pemikiran Timur/Indonesia memang terus digencarkan, dan tentu diharapkan muncul teori-teori anak bangsa ini yang dirujuk, disitasi oleh akademisi-akademisi seantero dunia. Sembari terus berupaya ke arah itu, mengerem berteori full Barat adalah langkah yang bisa dilakukan sebisa mungkin untuk menyelamatkan generasi pendidikan kita (mahasiswa, siswa) dari rembesan kultur Barat ke dalam sistem dan pola pikir.

Sangat sedikitnya sitasi internasional kepada produk pemikiran Indonesia, bukan berarti terus kita kemudian malu sebagai akademisi Indonesia kan? Menurut saya, saatnya kita justru mengarahkan seluruh topik riset, perkuliahan, percobaan akademik kita kepada eksplorasi dan revitalisasi local wisdom..

(mungkin bersambung...)
Baca Selengkapnya →“BARAT: TIDAK!, TIMUR: BINGUNG...”

19 Januari 2012

Kebebasan Akademik Bukan Untuk Mahasiswa???

Di Sebuah Forum...
            Dalam sebuah forum senat universitas yang membahas masalah statuta Perguruan Tinggi, saya tergelitik dengan draft pembahasan rapat yang salah satu klausulnya saya cermati tidak konsisten. Tentang kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik.
            Ketidakkonsistenan dipicu oleh salah satu pasal yang menyebutkan hanya “dosen” yang dimungkinkan “menyampaikan pikiran dan pendapat secara bebas di perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan”. Padahal di Bab Ketentuan Umum sebelumnya jelas-jelas bahwa “Kebebasan akademik termasuk kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab dan mandiri”. Perhatikan frase “kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika..”, karena yang dimaksud dengan sivitas akademika, dalam Ketentuan Umum itu juga, adalah meliputi dosen dan mahasiswa. Artinya, bukankah seharusnya mahasiswa juga dimungkinkan secara legal-yuridis untuk “menyampaikan pikiran dan pendapat secara bebas di perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan”??
            Saat itu, pimpinan sidang menjawab kegusaran saya dengan bertanya ke peserta sidang yang lain yang rata-rata terdiri dari guru besar. Apa jawaban sidang? Kebebasan mimbar akademik sebagai bagian dari kebebasan akademik memang hanya dimiliki oleh dosen..! Saya kemudian mengingatkan sidang untuk membaca Bab Ketentuan Umum yang memicu ketidakkonsistenan. Masalah yang saya ajukan-pun kemudian mengalir tanpa kejelasan, hanya diputuskan agar tim pembuat draft agar membenahi ketidakkonsistenan itu (dan ini artinya, mahasiswa nyata-nyata dianggap bukan merupakan subjek yang memiliki kebebasan mimbar akademik!).

PP No 60 Th 1999
            Benarkah kebebasan mimbar akademik hanya dimiliki dosen? Pertanyaan itu terus memancing kegusaran saya. Meskipun saat di forum itu saya sempat browsing artikel melalui Nokia E5 saya dan menemukan beberapa tulisan seputar kebebasan akademik dan otonomi keilmuan yang melibatkan mahasiswa (tak hanya dosen), namun jujur saya belum menemukan landasan kuat untuk menjustifikasi. Baru seminggu setelah itu, saya menemukan bahwa landasan yuridis dari pencantuman ketidakkonsistenan masalah kebebasan akademik itu ada di Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Rupa-rupanya tim perumus draft “copy paste” dari PP 60 Th 1999 tersebut.  Ini artinya, di PP No 60 tahun 1999 itupun, juga tersurat dan tersirat adanya ketidakkonsistenan!. Inilah bunyi aslinya:

Bab I “Ketentuan Umum” Pasal 1, ayat 10 dijelaskan:
 Sivitas akademika adalah satuan yang terdiri atas dosen dan mahasiswa pada perguruan tinggi.

Bab VI “Kebebasan Akademik dan Otonomi Keilmuan” Pasal 17 ayat 1:
Kebebasan akademik termasuk kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab dan mandiri.

Bab yang sama di Pasal 18 ayat 1:
Kebebasan mimbar akademik berlaku sebagai bagian dari kebebasan akademik yang memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat secara bebas di perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan.

(Ayat-ayat yang lain saya cermati tidak menjawab ketidakkonsistenan ini, jadi tidak saya cantumkan)

Perbarui PP 60 Th 1999!
            Menurut saya, PP 60 Th 1999 itu harus segera diganti..! Bukan hanya karena masalah ketidakkonsistenan antara Bab VI Pasal 18 ayat 1 dengan Bab VI Pasal 17 ayat 1,, tetapihidden philosophy yang terrekam dari ketidakkonsistenan itu yang menurut saya malah harus diwaspadai, dimana ada sebagian kalangan di PT yang tampaknya masih bersikukuh hendak mengebiri hak-hak mahasiswa untuk bebas secara akademik menyampaikan pendapat, berkegiatan yang terkait pendidikan dan pengembangan IPTEK.
Dosen secara otonom memang harus dikuatkan selalu semangatnya untuk menyampaikan pikiran dan pendapat secara bebas tanpa harus dibayang-bayangi “masalah yang mungkin muncul” dari pihak lain baik itu birokrat di DIKTI, rektor, dekan, atau siapapun. Tetapi apakah mahasiswa tidak dimungkinkan juga untuk bebas sedemikian itu? Sivitas akademika, hanya patuh pada perundangan dan kode etik masing-masing. Ataukah kembali ke abad 16 di mana Nicholaus Copernicus harus menangguhkan penerbitan karyanya yang berjudul “De Revolutionibus Orbium Coelestium” sampai hampir 20 tahun gara-gara adanya ancaman dari pihak luar dalam hal ini gereja???
Sebagaimana ditegaskan Fuad Hassan dalam orasi ilmiahnya, kebebasan akademik bukan sekedar modus ‘kebebasan dari’ berbagai keadaan terkekang, terbelenggu, terpasung, dan berbagai keterbatasan lainnya, melainkan mendapatkan artinya sebagai modus ‘kebebasan untuk’ bertindak membuat pilihan. Berbeda dengan yang pertama, modus yang kedua terkait langsung pada suatu tanggungjawab, karena segala tindakan dilakukan dalam kebebasan sepenuhnya.
Apa yang terjadi dalam perguruan tinggi saat ini terhadap perkembangn pencarian kebenaran tetap harus berlandaskan ‘kebebasan untuk’ bukan ‘kebebasan dari’. Di lain pihak pemegang kewenangan dalam kampus (dosen) bukanlah pusat otoritas kebenaran.
Dengan berlakunya kebebasan akademik serta diakuinya otonomi keilmuan, maka lengkaplah landasan untuk menjadikan tiap lembaga pada jenjang pendidikan tinggi sebagai wahana pembelajaran dengan ciri khasnya. Kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik sekaligus membuka kesempatan bagi warga civitas akademika untuk saling menguji pikiran dan pendapat tanpa mengesampinkan tanggungjawab.
Keterbukaan ini penting dijadikan sebagai semangat dalam segala diskursus antara sesama warga masyarakat akademik, karena betapa hebatnya pun seseorang dalam penguasaan disiplin ilmunya, tak ada alasan baginya untuk beranggapan bahwa pikiran dan pendapatnyalah satu-satunya yang benar. Keterbukaan dalam diskursus menjauhkan seorang dari arogansi akademik dan menghidupkan saling-toleransi dalam berbeda pendapat. Karena pendidikan adalah proses transformasi ilmu pengetahuan hendaklah mahasiswa dalam perguruan tinggi tidak dijadikan lagi sebagai objek semata melainkan subjek terhadap setiap kebijakan kampus baik yang bersifat politis maupun apolitis.
            Apa sih susahnya menambahkan kata “mahasiswa” mengiringi kata “dosen” di Pasal 18 ayat 1 tersebut? Saya menganggap PENTING untuk MEWASPADAI kenapa tidak ada kata “mahasiswa” setelah kata “dosen”  pada Bab VI Pasal 18 ayat 1 itu. Padahal jelas-jelas yang dimaksud sivitas akademika pada pasal 17 ayat 1, adalah mencakup dosen dan mahasiswa. Tegasnya, ketidakkonsistenan ini disengaja untuk menyuburkan feodalisme pendidikan yang tidak sepenuhnya membebaskan mahasiswa untuk berkreasi di mimbar-mimbar akademik...

Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/16/mahasiswa-perguruan-tinggi-dan-kebebasan-akademik/
Baca Selengkapnya →Kebebasan Akademik Bukan Untuk Mahasiswa???