Saya selaku dosen benar-benar di puncak kebobrokan proses pembelajaran. Betapa tidak, untuk semester ini saya harus ngajar Filsafat Ilmu, ISBD, Jurnalistik Olahraga, dan Sosiologi Olahraga untuk 22 kelas. kalau satu kelas diambil rerata 40 mahasiswa, maka berarti saya harus mengurusi mahasiswa (kasih kuliah, ngoreksi tugas n soal UTS/UAS, dll termasuk sms "ribuan" dari mahasiswa) sebanyak 880-an mahasiswa.
Padahal, menurut Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa beban kerja seorang dosen professional dan karenanya layak mendapat tunjangan profesi adalah 12 SKS minimal dan 16 SKS maksimal. Lha saya nembus 34 SKS. Huffff...
Saya cinta mahasiswa. Dan terpenting saya sedang beribadah. Itu motivasi saya yang mampu mengobati kelelahan dan kewalahan saya semester ini. Uang honor? jangan ditanya tentang itu. Kalau dibandingkan honor ngajar di Unair, atau para profesor yg ngajar di Pascasarjana dengan jumlah mahasiswa yang 1/5 nya saja, masih lebih kecil. Apalagi kalau dibandingkan ngisi acara luar yang "cuma" 2 jam "ngecipris"...
Tapi semester ini saya sempat off 1 bulan gara-gara kecelakaan. Salah satu akibatnya, karena komitmen saya terhadap mahasiswa, sampai-sampai saya menolak tawaran teman di LSM untuk moderatori acara seminar para anggota DPRD Jatim yang tentu "menggiurkan" untuk ukuran saya yang baru saja renovasi rumah. Tapi yah...
Pembaca mungkin "mencibir" saya atas segala kekonyolan dan kepicikan saya (menurut ukuran njenengan). Bunuh diri juga sih saya nulis ini, tapi tujuan saya nulis ini memang untuk menunjukkan masih ada lo pekerja seperti saya. Laku keras karena bagus dan murah.. Hehehehe.. hanya Tuhan yang saya harapkan memberi harga "mahal" untuk jerih payah saya.
Pak Nuh sebagai menteri, pak Rektor, dan para decision maker terkait di Unesa, kalau membaca blog ini (GR dikit gpp kan), tahun depan bisa dipikirkan untuk menambah dosen profesional yang kompeten Filsafat di Unesa yang idealis dan tidak biar saya ga kwalahan lagi.
ya bapak sabar aja, yang namanya melakukan hal baik itu pasti susah dan penuh halang rintangannya. jadi saya harap bapak tetap bersemangat untuk mengajar filsafat di UNESA. Tuhan pasti tahu dengan jerih payah bapak.
BalasHapussaya sebagai mahasiswa UNESA jur. bhs.jepang'09 merasa bangga karena diajar oleh dosen yang kompeten dan pekerja keras seperti bapak.