1. Kemampuan Otak Kanan 90%, Otak Kiri Hanya 10-12%
Hasil
penelitian mutakhir di AS bahwa: Peran LOGIKA dalam membuat orang
menjadi sukses hanya 4-6%, sedangkan 94-96% adalah tanggung jawab OTAK
KANAN yang banyak berhubungan dengan Inovasi, kreativitas, rekayasa,
naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab,
kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati, dll.
(Media Indonesia:16/01-06).
Tugas-tugas
otak kiri yaitu berhubungan dengan angka-angka, bahasa, analisa,
logika, intelektual, ilmu pengetahuan. Sedangkan OTAK KANAN bertanggung
jawab dalam hal imajinasi, kreativitas, seni, musik, inovasi, daya
cipta, daya raya, intuisi, otak bawah sadar, keikhlasan, kebahagiaan,
spirit, keuletan, kejujuran, keindahan,dll. Selain yang diurusi oleh
otak kiri maka menjadi urusan OTAK KANAN.
Disamping itu OTAK KANAN
dapat merekam dengan cepat dan tersimpan selamanya dalam memori otak,
sel-sel darah manusia dapat menjadi cadangan tempat penyimpanan memori
manakala memori otak kita penuh. Sedangkan kapasitas kemampuan OTAK
KANAN dalam menyimpan memori adalah 10 pangkat 5 juta kilo meter, yang
kalau dihitung deretan angka nol di belakangnya adalah sebanding dengan
jarak antara Bumi dan Bulan 14 kali pulang pergi
(Super Great Memory, Irwan Widiatmoko, 2007).
2. Memiliki Kemampuan Imajinasi yang Tinggi
Apa pentingnya Imajinasi ?
- Albert
Einstein menemukan teori relativitas karena kekuatan IMAJINASI,
kemudian sewaktu duduk di bangku sekolah oleh gurunya mengajarinya
tentang kekuatan daya IMAJINASI.
- Salah satu rahasia kecerdasan orang Yahudi adalah kekuatan IMAJINASI dianggap lebih kuat dari kenyataan. (Mengungkap Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi, Eran Katz, 2009).
- Andrea
Hirata, penulis buku Laskar Pelangi menjadi sukses bukan karena ilmu
finance yang mereka pelajari di Sourbone Prancis, akan tetapi karena
kemampuan daya IMAJINASI meramu perjalanan hidupnya menjadi suatu cerita
yang menarik, dalam novel Tetralogi laskar pelangi, sekarang menjadi
novel berkelas dunia karena telah dialih bahasakan ke dalam berbagai
bahasa di dunia, tentunya kita kenal filmnya pernah menghebohkan negeri
ini.
- Salah satu orang yang bisa membiayai untuk
berwisata ke luar angkasa adalah pembuat game komputer dari Amerika
Serikat, keahlian untuk merancang game komputer tentunya membutuhkan
kemampuan IMAJINASI yang tinggi.
- Salah satu orang
terkaya di dunia, pemilik microsof adalah orang drop out dari perguruan
tinggi yang memiliki tekad yang kuat dan daya IMAJINASI yang tinggi,
sehingga mampu mendirikan perusahaan microsof yang dibangun dengan modal
tekad yang kuat.
- Pemilik perusahaan raksasa elektronik Jepang “ PANASONIC” adalah mantan penjaga toko sepeda (Matshushita Konoshuke).
- Motivator
sekaligus penulis buku terkenal Andri Wongso adalah anak dari keluarga
miskin di Malang yang tidak tamat sekolah dasar tapi karena
keberaniannya bermimpi (DAYA IMAJINASI) akhirnya menjadi bintang film di
Hongkong serta membuat kata-kata mutiara yang ditulis di kertas
pembatas buku bernama Harvest.
Bagaimana Pandangan Al Quran Tentang Pentingnya Imajinasi?
Dalam QS.Al Jaatsiyah ayat 5:
“Dan
pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari
langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya;
dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang berakal”.
Bukankah diperlukan daya
IMAJINASI untuk bisa memahami bagaimana pergantian malam dan siang
terjadi, bukankah juga memerlukan daya IMAJINASI untuk bisa merasakan
kebesaran Tuhan dalam menciptakan hujan lalu dari hujan itu diturunkan
untuk membuat bumi jadi hidup kembali(subur), lalu dengan kemampuan
IMAJINASI pula dapat membayangkan bagaimana Allah menumbuhkan
bermacam-macam buah-buahan dengan rasa yang beranekaragam (manis, asam,
pahit, dsb) dengan sumber makanan yang sama yaitu dari air hujan yang
tersimpan di dalam tanah.
Dalam QS.Al Baqarah ayat 22:
“Dialah
yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan
hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui.”
Bukankah kita butuh
IMAJINASI/membayangkan untuk bisa merasakan dan memahami makna bumi
sebagai hamparan dan langit sebagai atap.
“
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” (QS: AL Imran: 190-191)
Tanpa bantuan
IMAJINASI kita tidak sanggup melihat dan merasakan langsung tanda-tanda
yang dimaksud, dan tidak sanggup memikirkan penciptaan langit dan bumi.
Sehingga ayat-ayat tersebut tidak bermakna bagi kita setelah membacanya.
Bahkan dalam hadist Nabi dikatakan
“Sembahlah
Tuhan-Mu seakan-akan engkau melihatnya, dan apabila kamu tidak sanggup
melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihat kamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sangat
jelas dalam hadist di atas perintah untuk seolah-olah melihat Allah
dalam sholat adalah pekerjaan IMAJINASI atau kemampuan “membayangkan”.
“Allah
(Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada
pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak
dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang
minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS.An Nur: 35)
Bukankah ayat di atas
banyak menggunakan kata perumpamaan, seakan-akan, seperti, yang tentunya
membutuhkan daya IMAJINASI yang kuat. Tahu-kah Anda kalau daya
imajinasi adalah tanggung jawab OTAK KANAN.
3. MEMILIKI AREA “THE GOD SPOT” (Titik Tuhan)
Menurut
penelitian oleh “neurolog” Michael Persinger di awal tahun 1990-an,
kemudian penelitian yang lebih baru pada tahun 1997 oleh “neurolog”
VS.Ramachandran bersama timnya di Universitas California mengenai adanya
Titik Tuhan (God Spot) dalam otak manusia.
Pusat spiritual yang
terpasang ini terletak diantara hubungan-hubungan syaraf dalam
cuping-cuping temporal otak. Melalui pengamatan terhadap otak dengan
topografi emisi, positron, area-area syaraf tersebut akan bersinar
manakala subjek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan topik spiritual
atau agama.
(Berguru Kepada Allah, Abu Sangkan, 2009).
Menurut
ahli syaraf barat bahwa syaraf ini memiliki gejala yang unik karena
tidak teraliri oleh darah sepanjang hari namun tidak mati, syaraf ini
butuh darah hanya 2-4 detik saja sebanyak 5 kali sehari.
Syaraf
ini diyakini sebagai chip atau modem yang ditanam oleh Allah ke dalam
otak manusia agar mampu menerima hal-hal yang berhubungan dengan
spiritualitas dan ilmu yang datangnya langsung dari Sang Pencipta
melalui ilham. Sebaliknya apabila syaraf ini tidak aktif maka orang
tersebut sulit untuk menerima hal-hal yang berbau moral/etika apalagi
spiritual. Mungkin pula syaraf ini yang tidak aktif pada anak didik kita
sehingga sulit untuk membentuk karakter anak yang pada akhirnya sulit
membangun karakter bangsa ini.
Disamping hal-hal yang
telah diuraikan di atas, OTAK KANAN juga memiliki kemampuan dalam hal
rasa empati atau kepedulian yang tinggi, otak kanan juga memiliki
kemampuan berkolaborasi dengan hati, memiliki kemampuan daya kreatif dan
seni yang tinggi.
Selain itu keistimewaan otak kanan
adalah memiliki gelombang otak bernama gelombang Alfha, gelombang ini
yang bisa merasakan Keikhlasan, Kebahagiaan, ketenangan, kekhusu’an,
relaxasi, hening, kepuasan, imajinatif, dll.
(Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu, 2007).
Maka
pantaslah Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara lain karena
tidak tahu kehebatan OTAK KANAN-nya sehingga tidak kreatif, kurang
peduli, kurang inovasi, kurang kreasi, tidak sungguh-sungguh, kurang
ikhlas (banyak kepalsuan), kurang ide, kurang disiplin, kurang tanggung
jawab, kurang menghargai orang lain, kurang menghargai keindahan, kurang
menghargai kekuatan hati, kekuatan cinta, dan sebagainya.
Test
Ada sebuah test menarik yang saya ambil dari situs
The Daily Telegraph, sebuah test yang menguji otak mana yang sedang Anda gunakan. Perhatikan gambar berikut!
Apakah Anda melihat penari tersebut berputar searah jarum jam? Ataukah malah sebaliknya?
Apabila
Anda melihatnya berputar searah jarum jam, berarti Anda lebih banyak
menggunakan otak kanan Anda, begitu juga sebaliknya.
Nah setelah itu fokus dan cobalah merubah arah putaran untuk memberikan kesempatan kepada bagian lain otak Anda untuk bekerja.
Sumber: http://eshaa09.student.ipb.ac.id