A. Daya Tarik Sebuah Tulisan
Mengapa tulisan harus memiliki daya tarik?
Tulisan harus memiliki daya tarik agar dibaca orang. Kalau tulisan dalam sebuah
media cetak tidak dibaca orang, oplah media cetak tersebut akan kecil dan
iklannya juga tidak ada. Akibatnya, kehidupan media tersebut menjadi tidak
sehat.
Apakah yang disebut daya tarik sebuah
tulisan? Daya tarik sebuah tulisan berasal dari daya tarik meteri (bahan)
tulisan tersebut. Bahan tulisan akan menarik apabila menyangkut hal-hal yang:
baru, aneh, luarbiasa, kontroversial, populer, menyangkut hajat hidup orang
banyak, kedekatan dll.
Mengapa hal-hal baru, aneh, luarbiasa,
kontroversial, populer, menyangkut hajat hidup orang banyak, kedekatan dll,
selalu menarik bagi pembaca? Baru: Baju baru, rumah baru, teman baru, dll. yang
baru selalu lebih menarik dibanding baju lama, rumah lama, teman lama dll.
Binatang aneh, tanaman aneh, orang aneh, rumah aneh dll, selalu lebih menarik
dari binatang biasa, tanaman biasa, orang biasa, rumah biasa dll. Suhu udara di Indonesia normalnya antara
18 sd. 30 ° C. Kalau tiba-tiba suhu udara naik sampai 32 ° C sudah luar biasa.
Kalau naiknya sampai 35 ° C maka itu berarti sangat luarbiasa. Tokoh yang
selalu baik atau selalu jahat, meskipun menarik masih tetap kalah menarik
dibanding dengan tokoh yang kadang-kadang sangat baik namun kadang-kadang juga
sangat jahat (kontroversial). Sesuatu (tokoh, tempat, bangunan dll), yang
populer (populis) selalu lebih menarik dibanding yang tidak populer. Komoditas
beras lebih menarik dibanding sorghum karena menyangkut hajat hidup orang
banyak. Namun sorghum bisa menarik kalau diambil angle anehnya. Kecelakaan
kereta api yang menewaskan 500 penumpangnya di India kurang menarik bagi
pembaca media kita dibanding dengan kecelakaan kereta api yang menewaskan 100
orang di Jawa (karena adanya unsur kedekatan).
Mengapa
masalah seks selalu menarik bagi pembaca? Seks menarik bagi pembaca karena dua
faktor. Pertama seks sendiri merupakan kebutuhan biologis semua makhluk hidup
termasuk manusia (menyangkut hajat hidup orang banyak). Namun di lain pihak,
kultur manusia (terutama agama, etika dan moral), telah membatasi (menutup)
masalah seks hingga dianggap tabu (tidak layak) untuk dikemukakan di depan
umum. Karenanya pornografi lalu dianggap sebagai sesuatu yang kontroversial.
Mengapa
peristiwa kriminal dan gosip artis juga menarik bagi pembaca media? Karena
kriminalitas mengandung unsur luarbiasa dan kontroversial. Luarbiasa karena
perampokan, perkosaan, pembunuhan dll. tindak kriminalitas telah merusak aspek
kemanusiaan dan peradaban. Masalah kriminalitas juga kontroversial karena
kadang-kadang penanganan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum (polisi,
jaksa dan hakim), tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat banyak. Gosip artis
menarik perhatian pembaca karena unsur popularitas dari artis tersebut dan juga
karena unsur kontroversialnya.
B. Menerapkan Unsur Daya Tarik dalam Penulisan
Artikel, Feature dan Esai
Apakah penulisan artikel, feature dan esai
juga harus menerapkan pemanfaatan unsur daya tarik sebuah tulisan? Benar. Sebab
artikel, feature dan esai yang tidak memanfaatkan unsur daya tarik sebuah
tulisan, kalau dikirimkan ke media massa,
akan ditolak oleh redakturnya. Kalau tulisan tersebut dipaksakan untuk dimuat
(karena unsur pertemanan), sebagian besar pelanggan atau pembeli media cetak
tersebut tidak akan membacanya.
Apakah berarti artikel, feature dan esai
yang baik hanya yang mengulas tokoh-tokoh baru, aneh, luarbiasa, terkenal dan
kontroversial? Tidak juga. Artikel yang mengulas komoditas (misalnya beras atau
minyak tanah), fasilitas umum (misalnya bus kota, puskesmas), yang sangat tidak populer,
tetap bisa menarik asalkan artikel tersebut membela kepentingan publik. Feature
yang mengangkat kuli bangunan, buruh tambang dll. tetap bisa menarik hanya
karena kuatnya segi human interest (menyentuh perasaan) banyak pihak. Esai tentang bencana alam juga bisa
menggugah pembaca untuk melakukan refelsi dan perenungan.
Apakah
metode (gaya) penulisan bisa dijadikan daya tarik utama sebuah artikel, feature
dan esai? Bisa asalkan materi pokoknya juga tetap memiliki unsur daya tarik.
Metode (gaya) penulisan yang menarik misalnya: agitatif (bergaya propaganda),
lucu, menyentuh perasaan, memberi inspirasi dll.
Apakah unsur seks bisa dijadikan daya tarik
dalam artikel, feature dan esai? Bisa kalau konteksnya memang ke arah sana. Misalnya saja
artikel tersebut membahas UU Perkawinan, penanganan masalah pelacuran, penyakit
kelamin dll. Yang tidak dibenarkan adalah, kalau masalah seks tersebut
dijadikan unsur daya tarik artikel/feature/esai hanya sebagai bumbu untuk
lucu-lucuan.
Mengapa bumbu lucu-lucuan dll. tidak tepat
dijadikan unsur daya tarik dalam sebuah artikel, feature dan esai? Karena daya
tarik utama sebuah tulisan terletak pada materinya. Penyampaian dengan metode
atau gaya yang
menarik, hanya akan memberi nilai plus pada tulisan tersebut. Namun tanpa
materi yang menarik, metode atau gaya
menulis yang menarik tadi justru menyebalkan bagi pembaca karena akan tampak
nyinyir, genit dll. padahal materinya sendiri kurang menarik.
C.
Asas Manfaat Sebuah Tulisan
Mengapa sebuah tulisan harus punya asas
manfaat bagi pembacanya? Sebab tanpa asas manfaat, sebuah tulisan yang sangat
menarik pun tetap tidak akan dibaca oleh konsumen. Hingga unsur daya tarik
dalam tulisan tersebut, harus tetap relevan dengan target pembaca penerbitan
bersangkutan. Sesuatu yang aneh dan luarbiasa bagi kalangan bawah, akan menjadi
biasa dan tidak aneh bagi kalangan menengah dan atas. Misalnya makan malam di
hotel bintang yang nilainya ratusan ribu rupiah per porsi yang bagi kalangan
menengah dan atas biasa dan tidak aneh, menjadi luarbiasa dan anah bagi
masyarakat lapis bawah.
Apakah sajakah yang bisa dikatagorikan
sebagai asas manfaat tulisan bagi pembaca media massa? Sebuah tulisan dianggap memiliki asas
manfaat kalau bisa menghibur, memberikan tambahan pengetahuan, mendidik,
memberikan keterampilan, mendatangkan pencerahan, memberi arahan, memecahkan
masalah, mendatangkan prestise dll.
Apakah
berita kriminal, seks dan gosip artis juga memiliki asas manfaat bagi pembaca? Benar.
Media yang dicap murahan karena mengeksploitir berita kriminal, seks dan gosip
artis juga tetap punya asas manfaat bagi pembacanya. Asas manfaat tersebut
berupa hiburan, pengetahuan dan prestise. Selain telah terhibur, mereka yang
memiliki pengetahuan tentang cerita kriminal, seks dan gosip artis, akan merasa
dirinya lebih prestisius dalam komunitas mereka dibanding yang tidak memiliki
pengetahuan tersebut.
Apakah berita kriminal, seks dan gosip artis
murahan itu tidak akan merusak moral masyarakat kita? Tidak. Sebab rusaknya
moral masyarakat ditentukan oleh banyak faktor. Terutama oleh lemahnya kontrol
sosial dan penerapan hukum. Media massa
meskipun berpengaruh sangat besar ke masyarakat, tidak akan mampu merusak moral
hanya karena memuat tulisan tentang kriminalitas, seks dan gosip artis.
Contohnya, tabloid Inggris (dan juga Eropa pada umumnya) yang disebut Yellow
Paper, juga menyajikan hal serupa. Namun masyarakat Inggris dan Eropa tidak
kunjung rusak moralnya karena kontrol sosial dan penerapan hukum di sana sudah sangat baik.
Apakah yang dimaksud asas manfaat
“memberikan keterampilan”? Yang dimaksud sebuah tulisan memiliki asas manfaat
bagi pembacanya, dengan memberikan keterampilan antara lain: resep masakan
(terampil memasak), daftar harga (terampil membeli/memilih barang), kisah
perjalanan (terampil mengemudi/mengatur kunjungan), pendidikan politik
(terampil berdemokrasi); merawat rumah, tanaman dan hewan (terampil mengurus
rumah), dll.
D.
Menerapkan Unsur Daya Tarik dalam Menentukan Pilihan Tema Tulisan
Mengapa tema tulisan (gagasan awal) harus
sudah memiliki daya tarik? Karena kalau tema tulisan yang merupakan gagasan
awal ini tidak memiliki daya tarik (jawa = greget);
maka penulisnya tidak akan pernah tertarik untuk mengumpulkan bahan, membuat
kerangka tulisan dan menuliskannya. Akibatnya, tulisan tersebut tidak akan
pernah ada.
Apakah daya tarik tema tulisan yang tinggi
bagi penulis tersebut selalu paralel dengan daya tarik yang diinginkan pembaca?
Belum tentu. Hingga penulis harus selalu berdiskusi dengan banyak pihak.
Seorang penulis ilmiah ternama mengaku selalu berdiskusi dengan para
mahasiswanya. Seorang penulis media massa
kenamaan juga mengatakan selalu memberikan contoh tulisan pada istri, anak
bahkan pembantu rumah tangga serta sopirnya. Mereka ini diharapkan bisa mewakili kepentingan
pembaca media pada umumnya.
Apakah
kendala utama yang dialami penulis dalam menerapkan unsur daya tarik dalam tema
tulisannya? Kendala utamanya adalah, penulis over estimate atau under estimate.
Maksudnya penulis mengangap pembacanya terlalu pintar dan cerdas (secerdas
dirinya dan teman-temannya), atau menganggap pembacanya terlalu bodoh, hingga
tema tulisannya menjadi terkesan menggurui dan menjelaskan sesuatu secara
berlebihan, yang sebenarnya sudah diketahui oleh masyarakat.
Bagaimanakah
mengatasi kendala over estimate dan under estimate tersebut? Penulis harus
membuat garis paralel antara materi tema tulisan dengan target pembaca yang
diwakili oleh media cetak yang akan dikirimi tulisan. Misalnya, kalau akan
menulis artikel bagi koran Kompas harus memilih materi tema tulisan yang taraf
kecerdasannya sama (paralel) dengan para pembaca Kompas pada umumnya. Kalau
akan menulis feature di majalah lingkungan yang diterbitkan oleh perguruan tinggi,
penulis harus menarik garis paralel antara tema tulisan dengan tingkat
pengetahuan serta minat pembaca penerbitan kampus tersebut.
Apakah
seorang penulis profesional kenamaan selalu otomastis bisa mengatasi
kendala-kendala demikian? Tidak benar. Sebab seorang penulis profesional
kenamaan pun kalau melalaikan salah satu kaidah (rumus) baku dalam mengkaitkan
unsur daya tarik dengan tema tulisannya, akan mengalami kesulitan atau
kegagalan. Artinya, tulisannya akan ditolak oleh redaktur media. Kalau redakturnya
menerima karena silau dengan nama besar penulis tersebut, maka pembaca media
bersangkutanlah yang akan menolaknya.
E. Rumus Daya Tarik Berdasarkan Skala Prioritas
Apakah
artikel, feature atau esai akan diterima (dimuat) oleh media massa, hanya kalau
memuat hal-hal yang baru, aneh, luarbiasa, kontroversial, populer, memenuhi
hajat hidup orang banyak, memenuhi unsur kedekatan dll? Tidak selalu begitu.
Sebab cukup salah satu daya tarik tersebut yang menjadi andalan utama sebuah
artikel feature atau esai. Misalnya,
artikel/feature/esai tentang iptek lebih mengutamakan unsur kebaruan. Artikel
mengenai politik cenderung mementingkan hal-hal yang kontroversial.
Artikel/feature/esai tentang industri, masalah sosial dan ekonomi lebih
mengutamakan hajat hidup orang banyak. Artikel/feature/esai tentang alam dan
lingkungan menuntut hal-hal yang aneh dan luarbiasa. Artikel/feature/esai
tentang fasion, show dan kesenian lebih menuntut unsur populer.
Bagaimanakah seorang penulis
artikel/feature/esai bisa menentukan unsur daya tarik ini dalam pilihan tema
tulisannya? Penulis artikel/feature/esai dibagi menjadi dua. Pertama penulis
profesional (biasanya bekerja di media massa)
yang memiliki keterampilan menulis tinggi hingga mampu menulis tema apa saja
dengan sama baiknya. Penulis demikian akan dengan mudah memilih beragam tema
yang menarik untuk ditulis menjadi artikel, feature atau esai. Kedua,
profesional dalam salah satu bidang atau sektor kehidupan dan kebetulan bisa
menulis. Penulis artikel/feature/esai katagori kedua ini hanya bisa menulis
materi sesuai dengan bidang atau sektor yang digelutinya. Misalnya masalah
ekonomi, politik, anthropologi, pertanian, sosial budaya, kesenian dll. Bahkan
kadang-kadang spesifikasi itu demikian sempitnya hingga seseorang hanya menekuni
masalah moneter (ekomomi), pemilihan umum (politik), anggrek (pertanian), musik
klasik (kesenian) dll.
Bagaimanakah seorang pemula bisa menentukan
sebuah tema menarik atau kurang menarik? Paling mudah adalah memilih tema
sesuai dengan bidang, sektor, komoditas atau permasalahan yang sangat
dikenalnya. Misalnya seseorang yang latar belakang pendidikannya hukum, akan
paling mudah kalau menentukan masalah hukum mana yang paling menarik untuk
diulas dewasa ini. Orang yang sehari-harinya bekerja di bank, akan lebih mudah
memilih tema menarik mengenai masalah perbankan. Orang yang berasal dari etnis Batak akan lebih
mudah memilih tema-tema menarik tentang adat istiadat Batak. Akan sulit kalau
mereka yang berpendidikan hukum memilih tema penulisan tentang perbankan, yang
bekerja di bank harus memilih tema lingkungan hidup serta orang Batak dipaksa
untuk mengambil adat istiadat Sunda sebagai tema tulisannya.
Bagaimanakah
kalau seorang pemula ingin menjadi penulis profesional yang serba bisa dan
mampu mengangkat tema-tema menarik? Bekal utama penulis profesional yang mampu
mengangkat tema-tema menarik adalah, tingkat kecerdasannya harus di atas
rata-rata, minat dan perhatiannya juga harus luas, memiliki ketekunan untuk
belajar serta memiliki akses informasi yang lengkap. Modal
tersebut harus dikumpulkan dan dilatih sejak awal secara terus menerus. Hingga
yang harus dilakukan oleh seorang pemula adalah, mulailah banyak membaca dan
diskusi lalu menuliskan dan mengirimkannya ke media massa. Atau, paling mudah adalah dengan
melamar pekerjaan di media massa
besar yang fasilitasnya lengkap.
Bagaimanakah
seorang pemula harus memilih tema menarik agar tulisannya
(artikel/feature/esai) bisa segera dimuat oleh media massa? Pertama-tama harus
ditentukan terget medianya. Apakah akan menulis di Kompas (koran pagi Jakarta),
Suara Pembaruan (koran sore Jakarta) Jawa Pos (koran pagi Surabaya), Femina
(majalah wanita mingguan Jakarta), atau media lainnya. Tema-tema artikel,
feature dan esai yang menarik itu bisa dilihat (disontek) dari tema artikel,
feature dan esai yang selama ini dimuat di media tersebut.
F. Menentukan Unsur Asas Manfaat dalam Tema
Tulisan
Apakah unsur
asas manfaat mutlak harus ditentukan ketika seseorang merancang tema tulisan? Benar.
Sebab dari sini akan ditentukan, apakah tulisannya akan diarahkan sekadar untuk
hiburan, untuk menambah pengetahuan, untuk pendidikan, untuk memberikan
keterampilan, untuk mendatangkan prestise (gengsi), untuk agitasi dll. Unsur
asas manfaat ini akan sangat menentukan alternatif pilihan unsur daya tarik
yang akan dijadikan tema tulisan.
Apakah kalau
unsur asas manfaatnya hanya sekadar untuk hiburan, penulis feature boleh
mengeksploitir seksualitas, sensualitas dan voyeurisme? Feature hiburan bisa
sangat memanfaatkan unsur daya tarik berupa seksualitas, sensualitas dan
voyeurisme. Yang tidak dianjurkan adalah mengeksploitir unsur-unsur tersebut
dalam artikel, feature dan esai.
Apakah tulisan yang mengutamakan asas
manfaat pendidikan harus berisi petuah-petuah moral, etika dan ajaran spiritual?
Belum tentu. Sebab tulisan untuk tujuan pendidikan politik misalnya, bisa hanya
berisi studi komparatif proses pemilihan presiden di beberapa negara.
Kadang-kadang tulisan yang diharapkan memiliki asas manfaat pendidikan, justru
berupa materi yang bersifat negatif. Hal ini bertujuan untuk memberi
pengetahuan bagi pembaca tentang hal-hal negatif dari satu permasalahan.
Misalnya, artikel untuk majalah intern pendidikan kepolisian, justru berisi
pengetahuan tentang bahan-bahan narkotik, teknik-teknik kejahatan dll.
Adakah contoh artikel, feature dan esai yang
asas manfaatnya untuk memecahkan masalah dan menambah ketarampilan? Artikel,
feature dan esai tentang iptek, otomotif, olahraga, kedokteran, pertanian,
komunikasi dll, bisa dikatagorikan sebagai memiliki asas manfaat untuk menambah
keterampilan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh pembaca.
Adakah contoh artikel/feature/esai yang asas
manfaatnya untuk agitasi, indoktrinasi, propaganda bahkan untuk cuci otak?
Artikel/feature/esai di majalah partai politik, agama (terutama kelompok
radikal dan ekstrem), gerakan pembebasan/pembaruan bahkan artikel di buletin
perusahaan atau lembaga pemasaran MLM pun sifatnya agitatif dan indoktrinatif.
Referensi
Ermanto, 2005, Wawasan
Jurnalistik Praktis, Yogyakarta: Cinta Pena.
F. Rahardi, 2005, Panduan
Lengkap Menulis Artikel, Feature, dan Esai untuk Pemula, Handout tidak diterbitkan.
Made Pramono, 2011, E-learning jurnalistik olahraga: http://ilmu.unesa.ac.id
Pape, Susan &
Featherstone, Sue, 2005, Newspaper
Journalism: A Practical Introduction, London: SAGE Publications Ltd.
Steen, Rob, 2008, Sports Journalism: A
Multimedia Primer, New York: Routledge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar